Senin, 24 April 2017

KRISHNA NANDALALA DAN BHONDU


(Istirahatlah sejenak, lepaskan semua kepenatan duniawi, bacalah pelan dan dg kasih rohani kisah ini, selamat puasa ekadasi bagi para vaisnava), hare Krishna:
Sri Nanda kisora adalah keturunan ke-7 dari Sri Nityananda Prabhu, beliau mempunyai seorang abdi dan sekaligus murid yg bernama Bhondu yg ditugaskan untuk mengembalakan sapi-sapi. Bhondu berarti Lugu, polos. Hatinya sederhana spt anak2, dia mudah sekali percaya terhadap apapun yg dikatakan orang pdnya. Setiap pagi dia pergi ke Bhandiravana, hutan ditepi sungai Yamuna untuk mengembalakan sapi – sapi. Seseorang mengatakan padanya bahwa Nandalala, Krishna, putra Nanda Maharaj jg pergi ke Bhandiravana bersama kawan-kawanNya untuk mengembalakan sapi-sapi. Bhondu senang sekali mendengar hal ini, dia berharap bahwa pada suatu hari nanti dia akan bertemu dg Nandalala dan bersahabat dgNya, dia akan menari, menyanyi dan bermain2 dgNya jg dg para penegembala lainnya. Kerinduannya untuk bertemu dg Nandalala semakin meningkat. Dalam perasaan rindu yg mendalam spt itu diapun menangis tersedu-sedu..bagaimana Nandalala bisa mengabaikan tangisan kerinduan dari seorang pemuja yg hatinya lugu dan sederhana spt Bhondu? Nandalala pun merindukan Bhondu shg pada suatu hari Nandalala bersama kawan-kawanNya muncul dihadapan Bhondu sambil mengembalakan sapi-sapi. Selanjutnya Bhondu menjadi kawan yg baik bagi Nandalala. Setiap hari Bhondu membawakan makanan yg enak buat Nandalala dan kawan-kawanNya. Mereka menikmati makanan bersama2. Pd suatu hari, Nandakisora melihat Bhondu membawa makanan yg banyak akan pergi mengembalakan sapi2. “apa yg kau bawa?, Tanya beliau.”saya membawa dala bati (sejenis makanan) untuk Nandalala dan kawan-kawanNya”. ‘dalabati untuk Nandalala?” “ ya guru maharaj, untuk Nandalala”. Nandalala yg mana? Katakana pdku spt apa dia, bagaimana warna badanNya? Dan bagaimana pakaianNya? Bhondu menjelaskan, “ Nandalala, dia pemain seruling, dia datang ke Bhandiravana untuk mengembalakan sapi-sapi. Dia tampan luar biasa, warna badannya biru berkilauan, pakainNya kuning emas, dan pakai kalungan bunga jg di leherNya. Mahkota dg bulu burung merak di kepalaNya, Dia selalu memiliki senyum yg memikat di wajahNya. Oh Guru Maharaj, saya tdk dpt menguraikan spt apa ketampananNya”. Nandakisora serasa tdk percaya terhdp apa yg dikatakan Bhondu, tapi beliau jg tdk punya alasan untuk tdk mempercayai Bhondu krn beliau tahu kalo Bhondu tidak bisa berbohong. Lalu beliau berkata lagi, “baiklah Bhondu, atas permohonanku, undanglah Nandalala beserta kawan-kawanNya untuk pesta dalabati di sini, di Sringaravata, akankah dia mau datang?” “ya guru maharaj, dia pasti datang, mengapa tidak..jawab Bhondu dg yakin. Pada hari berikutnya, ketika Bhondu sedang pergi ke Bhandiravana dia terus membayangkan Nandalal akan menerima undangan gurunya dan mereka akan bahagia…ketika undangan itu disampaikan pd Nandalala, Nandalala menjawab,’ Tidak bhondu, Aku tidak akan datang pd guru maharajmu”. Tidak Nandalala, kau harus datang. Aku telah berjanji pd guruku kau pasti datang,’ kata Bhondu dg wajah cemas.” Tidak, Aku tdk akan datang, apa urusanKU dg Gurumu?” jawab Nandalala. Bhondu yg lugu tdk pernah membayangkan bahwa Nandalala dpt bersikap spt itu. Undangan yg sederhana ditolak, hati Bhondu terasa hancur. Air mata mulai membasahi pipinya. Dia tdk dpt berkata apa2 untuk mengungkapkan perasaannya. Segera dia memisahkan sapi2nya dari sapi2 Nandalala dan mulai pergi meninggalkanNya. Nandalala terkejut. “ apa yg kau lakukan Bhondu? “ aku akan pergi, kalau kau tdk ada urusan dg guru maharajku, maka aku pun tdk ada urusan dgMu”. Sikap Bhondu ini menyedihkan hati Nandalala, bagaimana Dia dpt berpisah dari Bhondu. Baru beberapa langkah Bhondu melangkah, Nandalala berteriak,”tunggu….tunggu Bhondu…., dengar, dengarkanlah dulu…” Bhondu tdk perduli, malah dia bergegas melangkah…Nandalala mengejar Bhondu. Sungguh aneh…Nandalala, Krishna, adalah penguasa Brahma, Vishnu, Siva dan seluruh alam semesta beserta isinya, sedang mengejar Bhondu. Inilah hubungan cinta kasih rohani. Tuhan yg tak tertaklukan (Ajita), ditaklukan oleh kasih rohani penyembahNya. Bahkan beliau rela memohon pada penyembahNya. Dg suara tersendat2 penuh perasaan, Nandalala berkata,”Bhondu, dengarkanlah dulu…kau tdk mengerti akan keadaannKu, Aku…Aku tdk bermaksud menolak undangan guru maharajmu. Sripada Nandakisora adalah Gurumu dan beliau jg begitu baik padaKu, bagaimana Aku tdk menerima undangannya, yg kumaksud adalah Balarama, tdk bisa datang ke Sringaravata, krn tempat itu adalah tempat Radharani. Bagaimana kalo gurumu yg datang ke sini, kita akan pesta di sini saja, kita akan berbahagia semua di sini”. Bhondu menghapus air matanya dan dg wajah bahagia dia berkata,” benar? Baiklah, kalo begitu aku akan mohon pd guru maharajku agar beliau berkenan datang dan kita akan mengadakan pesta disini”. Nandalala berpesan,” ya…tapi katakan padanya agar tdk mengajak siapapun, hanya dia sendiri yg datang ya…”.hari berikutnya Sripada Nandakisora datang ke Bhandiravana dg membawa sajian dalabati yg banyak. Beliau akhirnya bertemu dg Nandalala, Nandalala menerima semua sajian Sripada dg penuh kasih sayang. Tujuan kehidupan Sripada telah terpenuhi. Beliau bukan hanya mendapatkan darsan Krishna Balaram dan kawan-kawanNya, tapi jg beruntung krn dpt melihat mereka bermain-main dan melayani Mereka dalam pesta. Akan tetapi setelah pesta, semuanya menghilang. Sekarang Bhondu telah bersama Nandalala dan para gopa lainnya di dunia rohani. Mereka semua tiba2 muncul dan tiba2 menghilang berulangkali dalam pandangan Sripada. Hal ini membuat Sripada pingsan dalam kebahagiaan rohani. Dalam keadaan spt ini beliau mendengar sabda,” jangan resah…pulanglah dan uraikanlah tempat2 yg berhubungan dg lilaKu”. Untuk melaksanakan perintah ini maka Sripada menulis 2 kitab yg berjudul: Sri Vrindavan Lilamrita dan Sri Rasikalika.
Hare Krsna....
DEWA SHIVA MENGUNJUNGI KRISHNA BAYI DI VRINDAWAN.
Saat dewa shiva melakukan meditasi, dalam meditasi beliau dewa shiva melihat kalau tuhan sri Krishna muncul di tanah vraja,di rumah nanda maharaja. pada hari kedua belas setelah kelahiran Tuhan Krishna, dewa Shiva memutuskan untuk pergi ke Gokul untuk melihat Krishna.
Parvati menyatakan kalau dia juga ingin pergi bersama dewa shiva. Tetapi deva shiva mengatakan untuk anda ini perjalanan yang sangat jauh. Terus Parvati berkata : Aku telah mendengar bahwa mentega dari Gokul sangat enak, saat anda nanti pulang dapatkah anda membawakan sedikit buat saya, dewa shiva pun menyetujui dan akhirnya berangkat. Dan dewa Siva pun tiba di Gokul.Tuhan sri-krishna bertindak sebagai bayi, melakukan lilanya di pangkuan Ibu Yasoda. Mengetahui bahwa Nanda Maharaja adalah sangat murah hati memberikan derma untuk menyenangkan para Brahmana, dewa Siva memutuskan untuk mengubah dirinya menjadi seorang Brahmana terus pergi ke Gokul untuk melihat Tuhan sri=Krsna.
Tapi begitu ia menyentuh debu tanah Vraja, sebelum memasuki Gokul, ia berpikir dan menyadari bahwa ia tidak harus mengubah wujudnya. Dewa shiva berpikir, “Tuhan tahu siapa saya, karena itu saya harus pergi dengan wujud saya yang asli.” Ini adalah sifat mulia dari debu tanah Vraja- menganugrahi keinsyapan rohani yg sempurna bagi para penyembahnya.bentuk asli dewa Siva memiliki tiga mata,rambut kusut. Dia memakai kulit harimau, kalung ular, sabuk kalajengking, dan abu kuburan dioleskan ke seluruh tubuhnya.
Menunjukkan bentuk beliau yg menakutkan ini, ia memasuki Gokul, dan menuju ke rumah Ibu Yasoda, dan mengetuk pintu, dewa shiva berkata; “Bhikhsham De Hi” Ibu Yasoda menjawab orang yg ada di pintu, karena dalam kebahagiaan rohani bersama sri Krishna,ibu yashoda tidak mengenali bahwa yg mengunjunginya adalah dewa shiva. Ibu Yasoda, sangat murah hati kepada orang-orang suci yang mengunjunginya dengan mengatakan, ‘’ tunggu sebentar di luar .saya akan datang untuk membawakan hadiah.”
Tuhan Siva menjawab, “Tidak, tidak, saya tidak ingin hadiah apapun. Saya datang ke sini untuk melihat anak Anda.” Setelah mendengar permintaan pengunjung itu, Ibu Yasoda menjawab, “Tidak, itu tidak mungkin bagi Anda untuk melihat anak saya. Apa pun yang Anda inginkan, Anda mungkin telah memilikinya . Saya melihat Anda lapar dan membutuhkan pakaian. Harap tunggu sebentar,saya akan membawakan Anda prasada dan pakaian bagus dan bersih. Silahkan ambil dan pergilah.”
Dewa Siva menjawab, “Tidak, tidak, saya memiliki segalanya. Istri saya adalah Annapurna (nama lain dari Parvati), yang telah saya tinggalkan untuk datang kesini melihat anak Anda. Perkenankan saya untuk melihat anak Anda, mungkin hanya sekali saja.” Mendengar permohonan Lord Siva, Ibu Yasoda kemudian berkata, “Ambillah apa yang saya berikan dan pergilah sebelum ular dan kalajengking di badan anda jatuh di sini. Harap mengerti bahwa bayi saya yang masih kecil dan akan takut dengan gaun Anda, jadi silakan pergi.”
Mengetahui bagaimana keras kepala ibu Yasoda, Tuhan Siva berkata, “Aku tidak akan pergi sampai aku di ijinkan untuk melihat anak Anda.” Ibu Yasoda kemudian berkata, “Anda bisa duduk di sini selama yang Anda inginkan, tetapi Anda tidak akan melihat anak saya.” Dewa Siva menjawab, “Saya akan duduk di sini selama sepuluh ribu tahun. Suatu hari, ketika anak Anda tumbuh dan tidak lagi di bawah kendali Anda, maka saya akan dapat melihat anak anda.”
Ibu Yasoda kemudian berkata, “O Babaji, jika Anda duduk di sini selama sepuluh ribu tahun, saya akan menutup gerbang ini selama dua puluh ribu tahun. saya akan membuka gerbang yang beda,melalui gerbang itulah anak saya akan keluar untuk bermain.jangan mencoba mengubah pendirian saya. Anak saya yang manis adalah hidup saya.”
Sementara itu, Krsna, berbaring di tempat tidur, menyadari apa yang sedang terjadi di luar pintu. Dia ingin kedua penyembahNya beradu argumen karena Dia, sri krishna ingin membuktikan kepada semua orang bahwa penyembah yg berada dalam mood cinta kasih orangtua lebih tinggi dengan pelayanan dalam mood sebagai seorang dasya ( mood pelayan )
Dewa shiva adalah penyembah agung dari Tuhan dalam mood dasya, dan Ibu Yasoda adalah penyembah murni dalam mood vatsalya rasa ( cinta kasih orangtua.) Keduanya memiliki cinta kasih yang murni kepada sri krishna, tapi mood cinta kasih orangtua adalah hubungan yang lebih dekat dan intim daripada dalam mood dasya ( mood sebagai pelayan ). Oleh karena itu, dewa Siva mengalah kepada Ibu Yasoda dalam perang argumentasi ini.
Setelah dikalahkan oleh Yasoda, dewa Siva berpikir, “O Krsna! Anda adalah Tuhan alam semesta yang bersembunyi di rumah wanita gembala sapi ini. Ini semua adalah kehendak Anda, dan jika anda tidak berkehendak melihat saya, apa yang bisa saya lakukan?” Berpikir dalam kerendahan hati seperti ini,Dewa Siva berkata kepada Ibu Yasoda, “O ibu, Anda sendiri akan segera memanggil saya untuk melihat anak Anda.”
Mendengar hal ini, Ibu Yasoda menjawab, “ anda pergilah . saya tidak akan menghubungi Anda. Anda dapat mengambil apa pun yang Anda inginkan, tapi jangan memohon kepada saya lagi untuk melihat anak saya.” Dewa Siva kemudian meninggalkan rumah Yasoda ini, dengan perasaan yang murung. Dia akhirnya sampai di tepi sungai Yamuna, duduk, dan mulai merenungkan bagaimana skenario Krsna dalam bertindak dalam lilanya.
Sri - Krsna, yang mengetahui bahwa Dewa Siva, pemuja terbaiknya, meninggalkan rumah dengan rasa kecewa, sri Krishna pun mulai menangis, dan tidak ada yang bisa menghentikan Nya. Semua gopa dan Gopis mencoba untuk menghentikan tangisan sri-Krsna, tapi upaya mereka sia-sia. Dia terus menangis dengan keras. Kemudian, seorang Gopi yg bernama Lalita mendekati Ibu Yasoda dan bertanya apakah ada yang meninggalkan rumah dengan rasa kecewa dan tidak berpuas hati.
Ibu Yasoda berpikir sejenak dan berkata, “Ya, seorang pengemis datang kesini dengan ular melilit di lehernya ingin melihat anak saya. Saya ingin memberikan apapun yang dia inginkan, tapi dia bersikeras bahwa ia hanya ingin melihat anak saya. ia tidak mau mengambil apa-apa dan pergi dengan rasa tidak berpuas hati.” Lalita kemudian berkata, “Seorang Sadhu seharusnya tidak pernah meninggalkan rumah seseorang dengan perasaan tidak terpuaskan/ kecewa. Apapun yang ia inginkan, ia seharusnya diberikan. . Ini adalah kutukan yang menimpa bayi Anda dan kita semua. Oleh karena itu, kita harus memanggil Sadhu itu.”
Ibu Yasoda kemudian menggambarkan penampilan Sadhu itu kepada Lalita. Lalita kemudian meninggalkan tempat itu dan mencari Sadhu itu, menemukannya, dan membawa dia kembali ke rumah.Ibu Yasoda menyerahkan sri Krsna yg masih bayi yang sedang menangis kepada dewa Siva.
Begitu dewa Siva menerima Krsna, sri Krishna yg masih bayi segera berhenti menangis, membuka mata-Nya, dan melihat pemuja murni-Nya, yaitu dewa Siva.
Dewa Siva, setelah mengambil Krsna membawa di pangkuannya, menjadi terserap dalam lautan kebahagiaan rohani. Dewa shiva berkata, “ Wahai Tuhan alam semesta,tuhan dari segala sesuatu , O pengendali yang agung,adalah suatu hal yang sangat sulit untuk memastikan tentang semua kegiatan rohani anda selanjutnya. Tak dapat dibayangkan bahwa Tuhan yang tidak dapat dilihat oleh orang dengan bermeditasi selama ribuan tahun, kini bertindak sebagai anak kecil dari seorang wanita gembala sapi! Hanya anda yang tahu keinginan Anda. Tidak ada seorangpun yang bisa mengerti. Ya Tuhanku , saya hanya bisa menghaturkan segala penghormatan kepada anda.” Setelah mengatakan ini, Tuhan Siva mengambil kaki kecil Tuhan sri krishna, menyentuhkan di kepalanya, ,kemudian melantunkan Gopala Sahasra Nama Stotra, “seribu nama-nama suci Tuhan.” Dia kemudian mengulangi nama-nama yang sama untuk Parvati ketika ia kembali ke rumah.
Setelah melihat ini, Ibu Yasoda mengatakan, “Baba, lihat2lah ular2 Anda. Anak saya masih sangat kecil.”Mendengar hal ini, Dewa Siva menyadari keunggulan pengabdian bhakti Ibu Yasoda dan mengerti mengapa Krsna muncul sebagai anaknya. Jika seseorang menjadi bhakta yang murni dari Krsna, maka Krsna akan terwujud kepadanya.
Yashoda mengatakan Anda tidak bisa pergi dengan tangan kosong, silahkan mengambil beberapa mentega.
Dewa Shiva kemudian ingat bahwa ia harus membawakan oleh-oleh beberapa mentega untuk Parvati. Jadi ia mengambil beberapa mentega untuk di bawa ke Kailash.dalam perjalanan ke Kailash, Dewa Shiva terus memikirkan Krishna, dan seperti kehilangan ingatan beliau terserap dlm rasa bahagia tidak menyadari bahwa ia sedang makan mentega. Dan ketika sampai di Kailash, semua mentega telah habis. Ketika Dewa Siwa sampai di Kailash, ia mengatakan kepada Parvati semua tentang Krishna dan betapa indahnya sri krishna.
Parvati berkata bahwa apa yang disampaikan sangat bagus dan menarik tapi bagaimana dengan mentega yang saya minta. Dewa Siwa, tidak menyadari bahwa mentega telah habis, memberikan Parvati tempatnya yang sudah kosong. Parvarti berkata wah ini tempat yg sudah kosong. Shiva menjawab bahwa tempat itu tadinya penuh mentega tapi saya tidak menyadari bahwa saya makan semua mentega itu. Parvati berkata, karena Anda tidak membawa prasadam buat saya,maka tidak ada orang yang akan makan prasadam Anda.
ADAPUN AJARAN MORAL YANG DI SAMPAIKAN DALAM KISAH DI ATAS ADALAH; 
1. ingatlah membeli sesuatu apa yang di minta oleh istri saat istri menyuruh kita pergi ke pasar atau ke mall untuk membeli sesuatu.!!! He he he!
2. mempunyai keinginan yang kuat untuk mendapatkan dharsan dari Krishna, seperti halnya dewa shiva.
3.kita mesti melayani sadhu dengan baik dan berhati-hati jangan sampai kita melakukan kesalahan kepadanya.
 
4.tidak makan dewa shiva prasadam!( secara tradisional tidak orang yang menerima prasadam dari dewa shiva mandir,except saddu’s )

OM NAMAH SHIVA YA..!! JAYA SRILA PRABHUPADA..!!!