Selasa, 23 April 2019

SRIPADA CHAITANYA CHANDRA DASA GURU MAHARAJA

Persyaratan Guru Maharaja kepada para murid yang telah menerima inisiasi dan calon murid yang ingin menerima inisiasi

1. Untuk memiliki keyakinan kepadanya. Ada banyak guru yang berbeda, tetapi para penyembah itu yang ingin mengambil atau sudah mengambil inisiasi dari Sripad Chaitanya Chandra Prabhu harus memiliki keyakinan yang kuat bahwa ia adalah kepribadian yang dapat membawa mereka kepada Krishna. Tanpa keyakinan seperti itu, mereka pasti akan melakukan pelanggaran/ kesalahan.

2. Tidak pernah, dalam keadaan apa pun, seorang murid atau calon murid Sripad Chaitanya Chandra Prabhu meninggalkan ISKCON.

3. Jangan iri pada siapa pun. Itu berarti bahwa kita harus berhati-hati agar tidak iri hati atau sakit perasaan terhadap orang lain tidak akan berkembang di hati kita.

4. Pengikut Sripad Chaitanya Chandra Prabhu harus memberikan rasa hormat kepada semua kepribadian kepada siapa Sripad Chaitanya Chandra Prabhu menunjukkan rasa hormat. Tentu saja, itu tidak berarti bahwa kita tidak seharusnya memberikan rasa hormat kepada orang lain, tetapi terutama kita harus menghormati kepribadian sebagaimana yang Guru Maharaja tunjukkan.

5. Jangan membandingkan Sripad Chaitanya Chandra Prabhu dengan guru lain. Ketika kita katakan bahwa guru kita lebih tinggi dari guru lain atau, sebaliknya, bahwa beberapa guru lain adalah lebih tinggi dari guru kita, dalam kedua kasus tersebut kita telah melakukan kesalahan. Ketika kita menerima beberapa pengetahuan dari orang lain, kita harus mengkonfirmasikan dengan guru kita, terutama jika kita belum pernah mendengar hal seperti itu darinya. Kita dapat menerima pengetahuan dari Vaishnava lain, tidak hanya dari guru kita, tetapi kita harus selalu berpikir pengetahuan datang kepada kita oleh karunia Guru Maharaja kita. Jika kita mempunyai sikap yang demikian, maka kita tidak akan melakukan kesalahan terhadap guru kita atau terhadap Vaishnava lain.

Selain lima poin ini, pengikut Guru Maharaja kita tentu harus memperhatikan persyaratan umum mengucapkan 16 putaran maha-mantra Hare Krishna setiap hari dan mengikuti 4 prinsip regulative (4 prinsip yang mengatur), sesuai instruksi Yang Maha Berkarunia Rohani (His Divine Grace)  A.C. Bhaktivedanta Swami Prabhupada. Murid-murid Guru Maharaja harus tidak memakan bawang, bawang putih, kopi, kakao, cokelat, kerak garam (pan), teh hitam, teh hijau dan segala  jenis jamur atau olahan apa pun yang dibuat dengan bahan-bahan ini. Jadi, informasi ini dimaksudkan untuk semua murid dan calon murid Guru Maharaja kita. Akan lebih baik untuk menerjemahkan dan mendistribusikannya di Odia dan, jika perlu,bahasa lain juga.

                                                                                  Translate oleh Bhaktin Santi 23 april 2019

MENGENDALIKAN KRISHNA - ITULAH KEHIDUPAN VRINDAVANA

Prabhupāda : Atas belas kasih Kṛiṣhṇa, atas belas kasih guru, atas belas kasih keduanya.....Jangan mencoba untuk menerima hanya salah satu saja dari itu. Guru kṛṣṇa kṛpāya pāya bhakti-latā-bīja. Melalui belas kasih guru, seseorang mendapatkan Kṛiṣhṇa. Dan Kṛṣṇa sei tomāra, Kṛṣṇa dite pāro. Untuk mendekati seorang guru berarti memohon Kṛiṣhṇa kepadanya. Kṛṣṇa sei tomāra. Karena Kṛiṣhṇa adalah milik dari para penyembahNya. Kṛiṣhṇa adalah sang tuan, tetapi siapakah yang bisa mengendalikan Kṛiṣhṇa? PenyembahNya. Kṛiṣhṇa adalah pengendali utama, tetapi Beliau dikendalikan oleh para penyembah. Karena itulah, Kṛiṣhṇa adalah bhakti-vatsala. Seperti halnya seorang ayah, seorang hakim pengadilan tinggi dan......Ada sebuah cerita tentang Perdana Menteri Gladstone, di mana ada seseorang yang ingin bertemu dengannya. Dan Tuan Gladstone ini memberi tahu bahwa, "Mohon menunggu. Saya sedang sibuk." Jadi, sang tamu itu menunggu hingga beberapa jam, dan akhirnya ia menjadi ingin tahu, "Apa yang sedang dilakukan oleh tuan ini?' Jadi, ia ingin melihat ke dalam ruangan itu, dan......Ternyata Tuan Gladstone sedang menjadi kuda-kudaan, dan ia sedang menggendong anaknya di punggungnya. Itulah urusan yang sedang dilakukannya. Kamu paham? Sang Perdana menteri, ia yang mengendalikan Kerajaan Inggris, namun ia dikendalikan oleh anaknya karena kasih sayang. Inilah yang disebut kasih sayang.

Jadi sama halnya, Kṛiṣhṇa adalah pengendali yang utama.

īśvaraḥ paramaḥ kṛṣṇaḥ
sac-cid-ānanda-vigrahaḥ
anādir ādir govindaḥ
sarva-kāraṇa-kāraṇam
(Brahma-samhita 5.1)

Beliau adalah sang pengendali utama, namun Beliau dikendalikan oleh penyembahNya, Śrīmatī Rādhārāṇī. Beliau sedang dikendalikan. Jadi, hal ini tidak terlalu mudah untuk dipahami, apa sebenarnya kegiatan yang terjadi di antara mereka........Namun Kṛiṣhṇa dengan rela hati menyetujui untuk dikendalikan oleh penyembahNya. Itulah sifat Kṛiṣhṇa. Seperti halnya Ibu Yaśodā. Ibu Yaśodā. sedang mengendalikan Kṛiṣhṇa, dengan cara mengikatNya, "Kamu sangat nakal, aku akan mengikatMu." Ibu Yaśodā membawa sebuah tongkat, dan Kṛiṣhṇa menjadi menangis. Kṛiṣhṇa menangis. Hal inilah yang harus kamu pelajari. Ini dinyatakan di dalam Śrīmad-Bhāgavatam, Doa-doa Ibu Kunti, bagaimana ia bisa begitu menghargai hal itu dengan berkata, "Kṛiṣhṇa yang baik, Engkau adalah Yang Utama. Tetapi ketika Ibu Yaśodā membawa tongkat untukMu, Engkau menangis, pemandangan seperti itulah yang ingin aku lihat." Jadi, Kṛiṣhṇa adalah begitu sangat bhakta-vatsala, sehingga Beliau adalah sang pengendali utama. Namun seorang penyembah seperti Ibu Yaśodā, seorang penyembah seperti Rādhārāṇī, dan para penyembah seperti para gopī, para penyembah seperti para anak gembala sapi, mereka semuanya bisa mengendalikan Kṛiṣhṇa. Itulah kehidupan Vṛndāvana.

Jadi, gerakan kesadaran Kṛiṣhṇa ini sedang berusaha untuk membawamu ke sana. Orang-orang yang bodoh, mereka itu sedang disesatkan. Mereka tidak mengetahui apa nilai dari gerakan kesadaran Kṛiṣhṇa ini. Gerakan ini sedang berusaha untuk memberikan kepada masyarakat manusia suatu manfaat serta kedudukan yang tertinggi. Gerakan ini tidak ingin untuk menyatu dengan Tuhan, tetapi mereka memberikan hak untuk mengendalikan Tuhan. Inilah gerakan kesadaran Kṛiṣhṇa.

Terimakasih banyak.

Penyembah : Jaya!

His Divine Grace Sri Srimad A.C. Bhaktivedanta Swami Prabhupada; Ceramah tentang Srimad-Bhagavatam 6.1.52 -- Detroit, 5 Agustus, 1975