Kamis, 13 Agustus 2020

SIAPAKAH YANG TERTINGGI ?

Pada suatu ketika, sekelompok para rsi melakukan suatu korban suci veda di tepi sungai Sarasvati. Timbullah perbedaan pendapat diantara mereka mengenai siapa yang tertinggi diantara 3 kepribadian yang mulia yaitu : Deva Brahma Sir Visnu dan Deva Siva. Mereka ingin sekali mengetahui jawaban dari pertanyaan ini sehingga mereka mengirim putra Brahma yaitu Rsi Brgu untuk menyelesaikan masalah ini. Pertama-tama Rsi Brgu pergi ke Brahmaloka, tempat tinggal ayahnya. Brgu mengetes sejauh mana Brahma dalam sifat kebaikan, sehingga dia tiba dihadapan ayahnya dia tidak bersujud atau memuji Brahma dengan doa-doa pujian. Deva Brahma menjadi sangat marah karena dipengaruhi oleh sifat rajas dan nafsu. Walaupun rasa marah molonjak dihatinya, Brahma dapat menahan dengan kecerdasannya, karena dia masih ingat bahwa Brgu adalah putranya sendiri.

Lalu Brgu ke Kailasa. Disana Deva Siva berdiri dan dengan bahagia bergegas mau memeluk saudaranya. Menurut peradaban vada, anak yang baik hendaknya menghormati ayahnya, adik menghormati kakaknya dan kakak kasih sayang kepada adiknya. Akan tetapi Brgu menolak dipeluk oleh Siva dan dia berkata, "Jangan sentuh saya, kau begitu kotor. Kau pakai ular dilehermu dan kau mengolesi badanmu dengan abu kuburan, jauhi saya".

Deva Siva marah sekali, matanya merah menyala. Dia mengangkat trisulanya dan mau membunuh Brgu namun Devi Parvati datang dan bersujud dikaki suaminya dan menyampaikan kata kata yang lembut menenangkannya. Brgu pun akhirnya pergi meninggalkan tempat itu dan pergi ke Vaikuntha, tempat bersemayamnya Narayana. Dikatakan bahwa suatu kesalahan dapat dilakukan baik dengan badan, pikiran dan kata-kata. Kesalahan Brgu yang pertama kepada Brahma adalah kesalahan dengan pikiran. Kesalahan keduanya kepada Deva Siva adalah kesalahan dengan kata-kata, karena sifat kebodohan menonjol pada Deva Siva maka ketika Brgu menghinanya dia menjadi marah dengan mata menyala.

Pada waktu itu di Vaikuntha Sri Visnu berbaring dengan kepalaNya dipangkuan permasuriNya, Devi Sri. Tiba-tiba Brgu datang langsung menendang dada Sri Visnu. Segera Sri Visnu turun dari tempat pembaringannya dan sujud di lantai kepada Brgu dan bersabda, "Selamat datang Brahmana, silahkan duduk dan beristirahatlah sejenak, maafkan saya karena tidak menyadari kedatangan anda." Pada waktu itu, Brgu bukan seorang vaisvana murni, kalau tidak dia tidak akan bertindak kasar seperti itu. Sri Visnu melanjutkan. "Sucikanlah aku dengan air cucian kaki teratai anda. O Rsi yang mulia, apakah kaki anda sakit karena telah menyentuh dadaku yang keras ? Ijinkanlah aku memijitnya".

Brgu merasa puas dan bahagia mendengar sabda Panguasa Vaikuntha. Dia tergugah kebahagiaan rohani, air mata menghias matanya sehingga dia tak sanggup untuk menyampaikan sembah sujud kepada Sri Visnu. Tak lama kemudian Brgu mohon pamit dan kembali ke tempat korban suci dan menceritakan semua pengalamannya kepada para Rsi yang berkumpul disana. Mereka semua merasa heran dan kagun dan yakin bahwa Sri Visnu adalah kepribadian yang tertinggi.

      Akan tetapi sebagai akibat dari tindakan Brgu yang menendang dada Sir Visnu, Devi Laksmi tidak dapat mentoleransinya. Beliau berkata "Aku tidak bisa mentoleransi penghinaan terhadap suamiku. Oleh karena itu, O Brgu, aku mengutukmu, bahwa sejak hari ini semua brahmin seperti dirimu akan menjadi miskin". Karena kutukan ini maka pada umumnya para Brahmana itu menjadi miskin. Namun Brgu menerima kutukan ini sebagai karunia karena ia telah insaf bahwa tujuan hidup adalah untuk memuaskan Sri Visnu. Dia mengetahui bahwa cinta kepada uang sering menjadi akar kehancuran.*