diterjemahkan oleh Prabu Premadana di WA Group Gurudev Doyamoy
Jagannath puri disebut juga Sankha ksetra, karena bentuk dari tempat suci ini seperti Sankha dengan bagian perut berada di dalam laut (Dasa yojana vistruta dg diameter luas wilayah mencapai 10 yojana =80 mil yg 40%berada dalam laut) . Bagian kepalanya menghadap ke barat yg pintu gerbangnya di jaga oleh Nilakantha Siva yg terkenal dg nama Bhubanesvar Lingaraja (ksetrapala). Karena berada di pinggir laut maka tempat ini juga disebut Tirtaraja (Raja dari semua tempat suci) Bagian tengah terdapat gunung biru shg di sebut Nilacala. Tempat ini sangat rahasia juga disebut Durlabha ksetra tempat yg sulit dicapai. Tempat ini juga disebut Parama Pavana tempat penyucian yg Utama. Disebut juga Dasavatara Ksetra (10 avatar ada disini) Dan Sri Krishna adalah Lila Purushottama secara kekal ada disini sbg arca avatar kr itu disebut Purushottama ksetra. Jagannath sbg penguasa alam semesta maka tempat ini dikenal dg Sri Ksetra Jagannath Puri Dham.
SRI KRISHNA KATTHAMRITA.
SISTEM DI JAGANNATH PURI.
Dua orang laki-laki yang duduk diatas altar Sri Jagannath adalah pujari. Mereka hanya duduk saja disana, dan orang-orang datang untuk membuat sebuah persembahan kepada Arca, mereka menerima dan mengembalikannya dengan tulasi dan caranamritha. Jadi mereka sangat sibuk. Dan ketika ada persembahan bhoga, tidak boleh ada seorangpun pengunjungpun yang diperbolehkan masuk kedalam temple. Lantai langsung saja dibersihkan dan pot-pot dan talam-talam yang penuh berisi persembahan berbagai jenis makanan diletakkan diruangan. Dan setiap saat Sri Jagannath dipersembahkan prasada, itu cukup untuk seribu orang. Demikian pula, Beliau dipersembahkan bhoga limapuluh enam kali dalam sehari. Dan mereka tidak ada membeli bahan-bahan apapun dari pasar. Mereka memiliki kebun dan persawahan mereka sendiri dan kepengurusan yang sangat besar. Lantai dari temple Sri Jagannath terbuat dari batu dan ruanganya gelap dibelakang Sri Jagannath. Pada umumnya di India ruangan Arcanya sangat gelap, tanpa listrik dan hanya dua lampu api.
(Surat untuk Jadurani' 8 Juni 1971)
"JAGANNATH MENCURI NANGKA"
Ada seorang penyembah yg begitu agung dari Sri Jagannath dari Orrisha, yg bernama
" Balarama Das." Ia tinggal di Puri ketika masa pemerintahan Maharaja Prataparudra (1497-1535 ). Pada suatu malam yg sdh larut, Sri Jagannath diam2 pergi dari Mandir dan Beliau pergi kerumah Balaram Das. Sri Jagannath berkata, " Wahai Balaram Das, ikutlah denganKu sekarang, di Kebun salah seorang penduduk, ada byk pohon nangka yg sedang berbuah matang yg sgt manis sekali, mari Kita menikmati buah2 nangka yg lezat itu". Kemudian Balaram das menemani Sri Jagannath makan buah nangka di kebun itu. Setelah kenyang makan nangka sampai menyentuh leher, akhirnya Tuhan dan Penyembah kesayanganNya itu mengantuk dan tertidur dibawah pohon nangka. Sesaat sebelum matahari terbit Sri Jagannath terbangun dan tanpa mengganggu Balaram Das, Beliau bergegas kembali ke altarNya di Mandir, meninggalkan Balaram sendiri.
Setelah beberapa saat, pemilik kebun itu datang dan mandapatkan Balaram Das disana yg tertangkap basah. Dia marah sekali dan memohon kpd Sang Raja utk menangkap dan menyeret Balaram Das kepenjara karena sdh mencuri dan menghabiskan semua buah nangka dikebun itu. Balaram Das sgt sedih..dia berdoa kpd Sri Jagannath utk melindunginya. Malam itu, Sri Jagannath menjawab doa penyembahNya, Belau hadir di mimpi Sang Raja, Sri Jagannath berkata", wahai Raja Sebenarnya Akulah yg telah mengajak Balaram Das makan buah nangka malam itu, dan Akulah yg makan semua buah nangka dikebun itu, ia samasekali tidak bersalah, karena itu segera bebaskan penyembah yg sangat Aku sayangi dari hukuman." Sang Raja terkejut luar biasa dan segera
membebaskan Balaram Das dari penjara keesokkan paginya, sementara di Mandir para Brahmana mendapatkan bibir Sri Jagannath berisi getah nangka dan aroma nangka, Sang Raja segera memohon maaf dgn mencakupkan tangannya dan berkata", mohon maafkan semua kesalahanku yg tdk mengerti siapa dirimu dan mohon tunjukkan kepadaku Jalan Bhakti yg murni karena engkau adalah Penyembah yg sgt dicintai oleh Sri Jagannath."
Jay jayy Dina Bhandu Sri Jagannath ki jayyyy...
" Jagannath Swami ki jayy.!". Demikianlah Sri Jagannath melindungi dan menjaga ketulusan hati Para Penyembah tercintaNya.
(Jagannath Puri Guide, by Mahanidhi Swami)
"KERETA PASIR SRI JAGANNATH"
Suatu ketika disaat perayaan Ratha-yatra di Puri, Balaram Das mencoba naik kekereta Sri Jagannath yg begitu besar, tetapi dia tidak dijinkan naik dan diusir, dengan alasan karena dia bukan dari kalangan Brahmana. Karena sangat malu sekali dibentak didepan banyak orang, Balarama Das menangis kemudian dia berjalan gontai kearah pantai didekat Banki Mohana. Dipantai ia membuat dan membentuk kereta kereta dari pasir, ia berdoa dgn khusuk sekali agar Sri Jagannath berkenan duduk dikereta pasir buatannya. Sri Jagannath tidak bisa toleransi melihat penyembahNya bersedih, Beliau pergi meninggalkan KeretaNya dan duduk di kereta pasir buatan Balaram das. Sementara itu Kereta besar Sri Jaganath dijalan raya besar itu sdh saatnya akan ditarik menuju Gundica, tapi aneh, kereta tidak bisa bergerak 1 inchipun, meski telah berusaha ditarik ribuan
orang ditambah puluhan gajah yg kuat dan besar. Hari itu kereta diam ditempat sampai malam menjelang. Malam itu Sang Raja tidak bisa tidur, dia sgt cemas memikirkan misteri apa yg sedang terjadi sehingga kereta tidak bisa bergerak. Karena lelah akhirnya iapun tertidur, dan dimimpinya Sri Jagannath hadir dan berkata," Wahai Raja sebenarnya Aku tidak duduk dikeretaKu saat ini, melainkan Aku duduk dikereta pasir buatan Balaram Das di pinggir pantai, dan engkau harus minta maaf kepadanya atas perlakuan tidak hormat para brahmana panda kpd Penyembahku." Keesokkan paginya Sang Raja berlari menuju pantai, dilihatnya Balaram dan kereta2 pasirnya disana, segera Raja minta maaf atas nama para brahmana panda dan secara pribadi Raja memohon agar Balaram Das berkenan naik dan ikut duduk diatas Kereta Sri Jagannath dgn upacara kehormatan. Dalam pelukan Tuhan tercintanya Balaram berlari, bercucuran air mata dan akhirnya pingsan dijalanan. Sadarkan diri kembali ia menangis seperti anak kecil, merasakan manisnya cinta dan perlindungan Tuhan Jagannath. Dia naik keatas kereta dgn air mata yg tak hentinya dan bersujud dandavat didepan Jagannath. Keretapun bergerak maju perlahan tanpa kesulitan sedikitpun. Semuanya yg hadir bersorak sorai gemuruh " Hari Bolo! " Hari Bolo! Jai Jagannath ! Jagannath Swami ki jayy.!". Demikianlah Sri Jagannath melindungi dan menjaga ketulusan hati Para Penyembah tercintaNya.
(Jagannath Puri Guide, by Mahanidhi Swami)
" KORO,MAA KITCHRI UTK SRI JAGGANATH."
Di suatu malam, tibalah seorang sanyasi di Purusottama Ksetra Jagannath Puri, setelah berhari2 menempuh perjalanan yg jauh dan melelahkan. Karena hari telah larut malam, dia kesulitan mendapatkan tempat utk menginap. Tiba tiba sang sanyasi melihat seorang nenek2 tua renta sedang mengambil kayu bakar dimalam selarut ini, ia pun menghampiri wanita tua itu dan menanyakan dimana kira2 ada tempat utk menginap. Si nenek tua bersujud dan berkata, " mungkin tidak ada lagi tempat yg bisa didapatkan dan para penduduk juga sdh pada tidur, jika tuan berkenan tuan bisa bermalam digubuk kami, itupun sgt sederhana tuan." Kemudiang sang sanyasi berkata, " Tidak masalah, aku bisa tidur diteras depan rumah anda." Dan malam itu menginaplah sang sanyasi dirumah nenek itu.
Keesokkan paginya, Subuh subuh Sang Sanyasi sdh terbangun, dia tertegun memperhatikan kegiatan sang nenek. Ternyata nenek itu semalaman tidak tidur, dia sibuk memasak sesuatu ditungku perapiannya sambil menyanyi kecil lagu pujian Jagannath. Kemudian sanyasi menanyakkan apa yg sedang nenek masak. Sinenek menjawab" aku sedang memasak kichri utk Jagganathku". Kemudian sanyasi itu seperti ingin tertawa, " Wahai nenek tua, tahukah dirimu Jagannath adalah Tuhan alam semesta, dimandir Beliau dipersembahkan ratusan jenis masakkan yg dimasak dgn cara yg sgt strik bersih mewah dan rapi, tapi kulihat engkau masak didapur yg kotor ini, dan engkau tidak mandi sebelum masak. Bagaimana Jagannath akan menerima persembahanmu yg kotor ini". Engkau harus mengikuti aturan yg bagus jika ingin Jagannath menerima persembahan anda."
" Aku tidak mengerti apa2, kata sang nenek, yg kutahu hanya setiap pagi Jagannathku akan merengek2 datang kegubukku minta kitchri kepadaku, bagaimana aku bisa membiarkan Jagannathku menunggu lama." Kemudian sanyasi itu tambah tertawa terbahak2"..ha ha haa nenek..nenek rupanya dirimu sdh kehilangan akal sehatmu, bagaimana Jagannath akan datang kesini.. tapi aku mengucapkan terima kasih krn sdh memberikan menginap disini," kemudian dia pergi dari gubuk sinenek itu, menuju kemandir utk Mangala Arati.
Setelah sesampainya di Jagannath Mandir, sanyasi melihat sepertinya ada sebuah kegaduhan didalam temple. Para brahmana pujari mendapatkan bibir Sri Jagannath berlumuran kitchri setelah altar dibuka, padahal belum ada persembahan apapun dipagi itu. Semua orang keheran2an dan takjub dgn misteri ini. Terutama sang sanyasi dia sgt keheranan.
Malam harinya Sang Sanyasi menginap didekat mandir, tengah malam Sri Jagannath datang dalam mimpinya dan berkata, " Wahai sanyasi yg sombong, tahukah dirimu..setiap pagi Aku datang kegubuk seorang penyembahKu di dekat mandir, dia mencintaiKu seperti anaknya. Dia memasakkan kitchri yg sgt lezaat untukKu dengan penuh ketulusan dan cinta bhaktinya. Aku sgt terikat dgn kitchrinya yg penuh dgn prema bhakti. Sebelum pujari membuka altar dimandir, Aku pergi kegubuk itu utk makan kitchri..Aku akan memanggil.."koro..maa..koro..maa" ( cepaat maak..cepaat maak)..dan nenek itu akan menyuapiKu kitchri terlezat itu. Dan tadi pagi Para Brahmana melihat bibirKu penuh Kitchri, karena Aku tergesa2 kembali kealtar, Dia adalah ibu kesayanganku, jangan sekali2 engkau meremehkan dan menghinanya, dan melihat penampilan luarnya saja, hatinya penuh dgn Prema Bhakti yang bahkan engkaupun tidak memilikinya."
Sanyasi itu sgt terkejut diapun terbangun. Keesokan paginya dia bergegas menuju gubuk sang nenek, tapi tak diketemukanya sang nenek disana. Sri Jagannath telah mengambil sang Nenek bersama dgn Beliau. Sanyasi itu sgt menyesali perbuatanya, dia bersujud ditanah gubuk itu. Dan sanyasi mengungkapkan misteri ini kpd semua brahmana dimandir, semenjak saat itu keturunan sang nenek diangkat menjadi juru masak ditemple dan selalu mempersembakan kitchri yg diberi nama " KORO..MAA KITCHRI " Yg sangat Lezaat sekali setiap pagi.
(Kataka-raja-vamsavali)..
VIDURA MENJAMU SRI JAGANNATH.
(Jagannath Katthamritha).
Ada sebuah tempat didekat Svargadvara di Puri yg dikenal dengan nama Vidura Chata. Dimana ketika jaman Dvapara, Vidura sempat mengunjungi Jagannath Puri dan tinggal beberapa waktu disana, karena ketika Perang Bharatayudha ber langsung Vidura tidak ikut memihak kemanapun, ia memilih utk mengunjungi tempat tempat suci dan bergaul dgn para Sadhu.
Vidura berkeinginan utk tinggal beberapa waktu di Puri, karena merasakan getaran rohani yg luar biasa dari Dhama ini, iapun membuat sebuah gubuk sederhana diperkebunan dekat Mandir SriJagannath. Setiap hari Vidura akan membuat persembahan utk SriJagannath persis seperti apa yg ia pernah persembahkan ketika Sri Krishna ketika menjadi Duta Perdamaian dan sempat berkunjung ke gubuknya saat di Hastinapura. Meski Vidura adalah seorang Perdana Menteri di Hastinapura, tetapi ia menjalani kehidupan yg sgt sederhana dipondoknya. Dan Sri Krsna memilih utk makan ditempat Vidura yg hatinya penuh ketulusan dan cinta kasih, menolak undangan Duryodhana kala itu.
Di Puri setiap hari Vidura mempersembahkan Kue Nasi Entip dan Sayur Bayam kpd SriJagannath digubuknya, karena dia selalu teringat akan kenangan yg terindah dan termanis didalam hidupnya ketika ia dan istrinya menyuapkan kue nasi entip dan sayur bayam ke mulut Sri Krsna langsung dgn tangannya sendiri dan Krsna sangat berpuas hati. Sambil meneteskan air mata kebahagiaan Vidura terkenang, sambil setiap hari melakukan pelayanan ini juga kpd Sri Jagannath.
Semenjak Vidura membuat persembahan Kue Nasi Entip Sayur Bayam itu dan karena cinta bhakti Vidura membuat Sri Jagannath memilih utk setiap hari datang ke Gubuk atau Kutir Vidura dan menikmati persembahan yg sangat sederhana itu namun penuh dgn Prema Bhakti. Beliau meninggalkan SingasanaSingasanaNya di Sri Mandira.
System di Mandir adalah, Sri Jagannath akan di persembahkan lima puluh enam kali Persembahan setiap harinya Chapana Bhoga. Ketika Pujari mengucapkan mantra akan mempersembahkan Bhoga, dia akan menuangkan setangkup air ditelapak tangannya dan dari air itu sang Pujari akan melihat bayangan Sri Jagannath muncul disitu, inilah pertanda Sri Jagannath berkenan menerima persembahan Bhoga itu, kemudian Pujari memercikkan air tersebut ke semua persembahan dan jadilah Bhoga tersebut Mahapersad Sri Jagannath. Tapi apabila Sri Jagannath tidak hadir bayangan Beliau di air telapak Pujari, persembahan itu dianggap tercemar karena ada kesalahan, semua masakan akan dikubur dan mesti mengulangi utk masak lagi dari awal, karena Jagannath tidak berkenan menerima.
Anehnya, sudah terjadi beberapa hari Sri Jagannath tidak pernah hadir menerima Bhoga di Mandir Beliau, para Pujari menjadi resah dan cemas kemudian mereka melaporkan semuanya kpd Sang Raja Sri Svarna Kesari. Semua penduduk berpikir ini pasti akan terjadi marabahaya besar akan melanda, semua penduduk cemas dlm ketakutan.
Saat itu, ketika kejadian ini berlangsung, ada seorang penyembah yg agung Sri Jagannath yg bernama Mulaka yg tinggal di Puri. Mulaka tidak pernah makan selain Mahapersad Sri Jagannath, tetapi semenjak beberapa hari Bhoga Persembahan selalu gagal dan dikubur Mulaka mesti harus berpuasa terus. Hari demi hari Mulaka dan para Pujaripun menjadi lemah dan lemah karena tidak pernah tersentuh makanan. Pelayanan pun menjadi banyak terbengkalai.
Sri Jagannath Mengetahui kondisi penyembah yg terkasih seperti Mulaka dan para penyembah lainnya, Beliau menjadi kasihan dan ingin menunjukkan kpd mereka kemana Beliau pergi selama ini. Suatu malam Jagannath hadir dlm mimpi Mulaka, disana Mulaka melihat Sri Jagannath pergi ke pondok kutir didekat Svargadvara, ada seseorang tinggal disana dan orang itu ternyata adalah Vidura yg selalu mempersembahkan kue nasi entip dan sayur bayam, lalu Sri Jagannath dgn sangat lahap menikmati persembahan itu. Oleh karena itulah Sri Jagannath tidak pernah muncul di air telapak tangannya sang Pujari.
Mulaka menyampaikan semua mimpinya itu kepada para Pujari, dan mereka mendatangi pondok kutir itu. Dilihatnyalah sebuah kutir dan sebuah pohon Tulasi,disana Vidura sedang membuat tiga biji kue yg terbuat dari nasi entip dan juga sayur bayam di persembahkan kpd Sri Jagannath. Para Pujari sangat berbahagia melihat tulusnya bhakti dari Vidura, mereka kembali ke Sri Mandir dan mulai menyiapkan tiga kue nasi entip sayur bayam dan di persembahkan dgn Bhoga yg lainnya. Dari semenjak itu Sri Jagannath berkenan hadir lagi menerima persembahan itu.
Semuanya berbahagia melihat kejadian ini, dan ketika berita ini disampaikan kehadapan Sang Raja Sri Svarna Kesari, dengan rasa bahagia yg luar biasa sang Raja bergegas pergi ingin menemui Vidura. Namun disaat Sang Raja tiba dikutir itu, Vidura sdh tidak ada lagi disana, hanya pohon Tulasi saja yg masih tertinggal. Para penyembah sederhana yg tulus dan tunduk hati seperti Vidura selalu menghindar ketika Kemashyuran mulai Menghampiri, mereka tidak ingin pujian, tetapi Sri Jagannathlah yg membuat mereka Termashyur dan diagungkan.
Karena Mulaka menunjukkan misteri kebenaran ini atas Bhakti dari Vidura, kemudian Sang Raja memerintahkan Mulaka utk tinggal di Pondok Kutir tersebut sampai masa seumur hidupnya.
Tuhan Penguasa Alam Semesta Sri Jagannath selalu ingin memuliakan para penyembah murni Beliau, karena di hati mereka Sri Jagannath bersemayam menikmati Cinta Kasih Prema Bhakti mereka.
Dari..
The Pastime of The Lord Of Universe.
" KUE GOSONG UNTUK SRI JAGANNATH "
Maharaja Purusotham Dev, yang memerintah Odisha dari 1421-1426 adalah ayah dari Maharaja Prataparudra, penyembah Sri Chaitanya Mahaprabhu yang terkenal.
Pada suatu ketika, para tukang masak ditemple menghadap raja dgn komplain. "Maharaja ada seorang "dasa-muduli panda" ( brahmana yg bertugas mencuci alat2 puja arati Sri Jagannath) yg bernama "Suna Mahapatra", telah membuat persembahan yg tidak normal atau tdk semestinya dipersembahkan kpd Sri Jagannath, setiap hari setelah kami memasak utk Tuhan kita, Suna Mahapatra ini datang dan mengumpulkan semua sisa2 kacang hitam yg masih tersisa di batu lesung penumbukan. Dia kepal2 lalu membuatnya menjadi bola bola dan memanggangnya di api. Ia lantas membawa kue bola bakar ini, dan sambil berdiri sembunyi dibelakang Garuda Stambha ( kira2 50mtr dari altar utama Sri Jagannath), dia mempersembahkanya kpd Sri Jagannath dan kemudian memakannya sebagai Mahaprasad Sri Jagannath.
Setelah mendengarkan komplain dari para tukang masak, Sang Raja Marah dan memaki, " betapa bodohnya orang ini !". Raja memerintahkan prajurit utk mengawasi dan menangkap Suna Mahapatra, agar dia tidak bisa lagi mempersembakan kue bola bakar kpd Tuhan Jagannath.
Malam itu, Sri Jagannath datang di mimpi Sang Raja dan berkata, " wahai raja, engkau telah memerintahkan para prajurit utk menangkap penyembahku yg sgt tulus. Karena itu, malam ini dia tidak mempersembakanKu kue bakar kesukaanKu. Hal ini membuatKu tidak puas menikmati hidangan persembahanKu", tahukah engkau dgn penuh cinta kasih dia ingin sekali menyiapkan persembahan untukKu".
Setelah mendengar semua ini, Sang Raja segera terbangun dan malam itu juga memanggil Suna Mahapatra. Raja meminta maaf dan memberikan penghormatan dgn mengangkatnya menjadi Ketua Juru Masak ditemple. Raja meminta agar setiap hari dia mempersembahkan Kue Bola Bakar kpd Sri Jagannath.
" Chappanna-bhoga" artinya "56 jenis masakan yg dipersembahkan kpd Sri Jagannath", tapi di Jagannath Mandir, Chappanna Bhoga juga adalah nama dari Kue Bola Bakar, yaitu persembahan yg dibuat oleh Suna Mahapatra. Sampai sekarang kue ini masih dipersembahkan setiap hari kpd Sri Jagannath.
( cerita2 dari Kataka-raja-vamsavali )
AMAZING BHOGA SRI JAGANNATH
SRI JAGANNATH DIPERSEMBAHKAN 56 JENIS BHOGA UTAMA YANG DI SEBUT CHAPANA BHOGA, Bhoga ini pada saat di masak dg pot tanah sampai diprsembahkan pd Sri jaganannth tdk mengeluarkan aroma, tapi setelah di bawa ke Ananda Bazar langsung mengeluarkan aroma yg sangat AMAZING dan luar biasa. Dan siap untuk diberikan pada jutaan penyembah Jagannath.Chapana Bhoga itu terdiri dari:
1. Sadha Anna – Simple Rice water
2. Kanika – Rice, Ghee and Sugar
3. Dahi Pakhal – Curd Rice and water
4. Ada Pakhal – Rice, Ginger and water
5. Thali Khechedi – Lentil, Rice with Sugar and Ghee
6. Ghea Anna – Rice mixed with Ghee
7. Khechedi – Rice mixed with Lentil
8. Mitha Pakhal – Rice , Sugar and water
9. Oria Pakhal – Rice, Ghee, Lemon and Salt
Sweets
10. Khaja – Made of wheat
11. Gaja – Made of wheat, sugar and Ghee
12. Ladu – Made of wheat, sugar and Ghee
13. Magaja Ladu
14. Jeera Ladu
15. Jagannath Ballav – Wheat, Sugar and Ghee
16. Khuruma – Made of wheat, Sugar and Salt
17. Mathapuli – Made of Ghee, Ginger and a kind of beans ground in to a thick paste
18. Kakara – Made of Ghee and Wheat
19. Marichi Ladu – Made of Wheat and Sugar
20. Luni Khuruma – Made of Wheat, Ghee and Salt
(Onreturn of Bahuda Yatra during Suna Vesha, Rasagolla are offered as Bhogas but on no other day Rasagollas are allowed for Bhog)
Cakes, Pancakes and Patties
21. Suar Pitha – Made of wheat and Ghee
22. Chadai Lada – Made of Wheat, Ghee and Sugar
23. Jhilli – Rice Flour, Ghee and Sugar
24. Kanti – Rice Flour and Ghee
25. Manda – Made of wheat and Ghee
26. Amalu – Made of wheat, ghee and sugar
27. Puri – Made of wheat and Ghee and deeply fried like a small thin pan cake
28. Luchi – Made of Rice, Flour and Ghee
29. Bara – Made of Curd, Ghee and a kind of beans
30. Dahi Bara – Cake made of a kind of a beans and curd
31. Arisa – A flat cake made of Rice flour and Ghee
32. Tripuri – Another flat cake made of Rice, Flour and Ghee
33. Rosapaik – A cake made of wheat and
Milk Preparations
34. Khiri – Milk, Sugar with Rice
35. Papudi – Prepared from only the cream of milk
36. Khua – Prepared out of Pure Milk slowly boiled over many hours to a soft custard like consistency
37. Rasabali – Made of Milk, Sugar and Wheat
38. Tadia – Made of fresh cheese, sugar and Ghee
39. Chhena Khai – Made of fresh Cheese, milk and sugar
40. Bapudi Khaja – cream of milk, sugar and ghee
41. Khua Manda – Made of milk, wheat and Ghee
42. Sarapulli – This is the most famous and most difficult milk dish to prepare. It is made of pure milk boiled slowly for hours and spread in to a large pizza shaped pan.
Curry with Vegetables
43. Dali
44. Biri dali
45. Urid Dal
46. Muga Dal
47. Dalama – This is one of the typical dishes in Oriya Home. It is a combination of Dahl and Vegetable. Usually eggplant, beans, sweet potato and tomatoes, although tomatoes are not used in Temple preparations. Coconuts and a dried root of vegetables known as Bodhi which looks like a mush room and is high in protein are added.
48. Maur
49. Besar
50. Sag – A spinch dish
51. Potala Rasa
52. Goti Baigana
53. Khata
54. Raita – a yogurt like dish with curd and radish.
55. Pita
56. Baigilni, HARIBOL,jay jagannath Mahaprasad ki.... Semoga bermanfaat dan menambah wawasan kita.
AMAZING JAGANNATH PURI
Beras di Jagannath puri sebelum dimasak bernama Amunia, setelah dimasak bernama Anna. Setelah beras yg sudah dimasak dikeluarkan dari dapur temple bernama Chekka. Ketika disimpan di Bhairavi chakra bernama Bhoga. Ketika Bhoga dipersembahkan kepada Sri Jagannath, Baladeva dan Subadra bernama Naibedya. Dan ketika Naibedya dipersembahkan kepada Devi Bhimala bernama Mahaprasad. Ketika Mahaprasad dibawa dihadapan Pancha Paramesvara bernama Kaibalya. Ketika Kaibalya dibagikan kepada masyarakat umum disebut Abadha. Dan Abadha yang tersisa dikeringkan dan bernama Nirmalya. AMAZING. Tradisi di Jagannath puri ini sudah berlangsung ribuan tahun.
" NARASIMHA-BHOGA UNTUK SRI JAGANNATH".
Maharaja Narasimha Dev melayani sebagai perwakilan Sri Jagannath, memerintah Odhisa dari tahun 1552 sampai 1577. Pada saat itu seorang juru masak setiap hari menyediakan persembahan sejenis bola" ladu" yang sangat keras (katos) kpd Sri Jagannath. Karena merasa itu tidak layak utk dipersembahkan, Sang Raja melarang mereka membuat Manisan Ladu yg keras itu lagi.
Malam itu, Sri Jagannath datang didalam mimpi Sang Raja dalam wujud Manusia berkepala Singa " Sri Narasinghadev". Beliau memberitahukan Raja.." Dalam wujudKu ini, Aku sangat menikmati makan semua ladoo yg keras itu".
Setelah bangun keesokkan paginya, Sang Raja memanggil para juru masak, Raja menarik perintah larangannya dan memperbolehkan mereka membuat Ladoo Keras itu lagi dan mempersembahkannya kepada Tuhan Sri Jagannath. Semenjak saat itu Ladoo Keras tersebut dikenal dgn nama " NARASINGHA BHOGA".
(Sri Krishna Kathamrtha, Kataka-raja-vamsavali)
SURAT PENUH CINTA UNTUK SRI JAGANNATH.
Jagannath Katthamrita.
Suatu ketika Raja Jaipur Maharaja Jayasimha Dev, berserta permaisurinya Candravati Maharani diundang oleh Raja Jagannath Puri untuk berkunjung ke Jagannath Mandir. Saat itu mereka mendapat keberuntungan utk bisa dharsan kehadapan Sri Sri Jagannath Baladewa dan Subadra Dewi, dan sangat berbahagia sekali dapat melayani Mahapersad Sri Jagannath yg dimasak langsung oleh Lakshmi Dewi. Mereka benar-benar merasakan kebahagiaan Rohani yg luar biasa.
Permaisuri Ratu Candravati menangis berdoa dihadapan Sri Jagannath memohon dengan tulus agar dikaruniai seorang Putri yg sangat cantik seperti Lakshmi Dewi yg mana Putri ini akan menjadi seorang Penyembah yang berbhakti dlm pelayanan kepada Sri Jagannath. Dan setelah setahun berlalu doa Permaisuri dikabulkan oleh Sri Jagannath, seorang putri yg sangat cantik terlahir dari kandungannya dan diberi nama Vishnupriya, nama lain Lakshmi Devi.
Pada suatu saat, Sang Ratu Candravati menderita sakit keras, segala usaha telah dilakukan Sang Raja dan putrinya Vishnupriya untuk menyembuhkan Ratu, tapi semua tabib dan para astrologi gagal menyembuhkan sang Ratu. Mereka menjadi sangat cemas, Vishnupriya berpikir mungkin pengaruh Kali begitu kuatnya sehingga semua mantra-mantra dan obat-obatan sdh tidak mujarab lagi.
Meski memiliki ratusan pelayan, Vishnupriya tidak pernah berhenti menemani ibundanya. Suatu hari ketika ia sedang duduk disamping ibunya, Vishnupriya mendengar melalui jendela suara alunan lagu yg sangat merdu berasal dari jalanan depan istana, segera dia perintahkan pelayan utk melihat siapa gerangan yg bernyanyi. Tak lama kemudian, sang pelayan datang dan mengatakan bahwa ada seorang sanyasi dari Puri telah tiba di Kota Jaipur, ia menyanyikan lagu-lagu Pujian Sri Jagannath. Sang Sanyasi telah memberikan Kaivalya Mahapersad Sri Jagannath dan dengan memakan Nirmalya ini maka Sang Ratu akan sembuh, anda harus berdoa kepada Sri Jagannath dgn penuh kesungguhan hati, Beliau pasti akan berkarunia kata sang Sanyasi.
Mendengar nama Sri Jagannath, Vishnupriya menjadi kebahagiaan Rohani, segera diberikannya Mahapersad itu kpd Ibunya. Ratu Candravati begitu senang menerima karunia ini, dan sungguh sangat ajaib.. Setelah makan Nirmalya Mahapersad itu berangsur-angsur kesehatan sang Ratu pulih kembali, hari demi hari semua penyakit hilang total. Hal ini membuat Sang Raja, Ratu dan Sang Putri Vishnupriya semakin mengembangkan keyakinan kepada Sri Jagannath. Sang Raja berjanji siapapun yang datang dari Jagannath Puri akan dilayani dgn penuh rasa hormat dan akan mendapatkan hadiah dari Raja.
Pada suatu hari salah seorang Brahmana Panda dari Puri datang mengunjungi Raja di Jaipur, dia membawakan banyak Jagannath Mahapersad. Raja Jayasimha Dev melayani Ponda itu dgn sangat baik, dan setelah tinggal beberapa hari di Jaipur, Sang Brahmana Ponda hendak kembali ke Puri, Raja dan Ratu mempersembahkan banyak berlian dan batu permata yg sangat mahal harganya sebagai hadiah untuk Sri Jagannath.
Vishnupriya juga ingin mengirimkan hadiah untuk Tuhan Kesayangannya Sri Jagannath, ia berpikir hadiah apa yang bisa aku persembahkan kepada Tuhanku. Beliau adalah Suami dari Lakshmi Devi, berlian dan permata sdh tak terhingga yg Beliau miliki, apapun yg aku persembahkan tidak ada artinya, Sri Jagannath tidak kekurangan suatu apapun.
Akhirnya Vishnupriya menulis sepucuk surat diatas daun Bhuja-patra dengan pena emas, tintanya dari Kasturi dan membungkusnya didalam sebuah kotak kecil yg sangat indah. Ia memberikan kotak itu kpd Sang Ponda dan mengatakan, persembahkan kotak ini hanya kepada Sri Jagannath bukan kepada siapapun yg lainnya. Dia memberikan Ponda itu hadiah koin emas karena akan membawa kotak itu dgn selamat sampai di Puri.
Didalam perjalanan Sang Ponda berpikir, hadiah apa yg diberikan oleh Vishnupriya, ini pasti batu permata yg paling spesial dan sangat mahal harganya. Setelah beberapa jauh dari Jaipur, Ponda itu penasaran ingin mengetahui isi kotak itu. Tetapi betapa kaget dan kecewanya dia setelah melihat kotak itu tidak berisi barang yang bergarga hanya berisi daun yang bertuliskan Sansekerta dari tinta kasturi. Ponda berpikir, Putri Vishnupriya pastilah gila, apa gunanya hanya membawa daun ini sepanjang perjalanan menuju Puri. Setelah berpikir seperti itu Sang Ponda membuang surat beserta kotaknya dipinggir jalan.
Setelah menempuh beberapa hari perjalanan akhirnya tibalah Sang Ponda di Jagannath Puri, dia persembahkan semua permata berharga itu, dan karena kelelahan dia pulang kerumah dan tertidur. Didalam tidurnya ia bermimpi Sri Jagannath datang dan bertanya, " Dimanakah hadiah yg diberikan oleh Vishnupriya untuk Diriku, batu permata yg kau berikan tidaklah sangat berharga bagiku. "
Kemudian Ponda menjawab, " Apa..Hadiah?, itu hanyalah sehelai daun bhuja patra dan hamba telah membuangnya. "
Sri Jagannath lalu berkata, "Engkau benar-benar bodoh dan telah melakukan kesalahan besar berpikir daun itu tidak berarti dan telah membuangnya, daun bhuja patra itu sangatlah berharga dan begitu berarti bagiKu.. Aku tidak memiliki kekayaan serta harta perhiasan yang bahkan setara nilainya dengan surat itu di istana Ku, Vishnupriya telah menulis surat itu penuh dengan Cinta Bhakti nya kepadaKu. Besok pagi ketika dirimu akan datang untuk dharsan ke Mandir, kau akan melihat surat itu pasti sudah ada didadaKu, karena ketika kamu membuangnya dipinggir jalan Aku segera memunggutnya dan selalu meletakkannya didadaKu. "
Kemudian keesokan harinya, pagi pagi sekali Sang Ponda segera dharsan kehadapan Sri Jagannath, ia ingin membuktikan kebenaran mimpinya semalam. Dan ketika pintu Mandir dibuka, setiap orang yang hadir disana melihat ada sesuatu benda menggelantung didada Sri Jagannath. Semua orang berpikir dalam kebingungan, dan menerka nerka apa yang sebenarnya terjadi. Akhirnya dengan tergesa-gesa Ponda itu menjelaskan tentang mimpinya dan semua kesalahannya itu kepada Pimpinan Brahmana Mandir, kemudian Brahmana itu dengan sangat berhati-hati naik kealtar dan mengambil surat itu dari dada Sri Jagannath. Ketika Brahmana itu membukanya ia melihat sepucuk surat diatas daun yang bertuliskan huruf Sansekerta yang berbunyi..
ratnakaras tava griham grihini ca lakshmi
kim deyam asti bhavate purusottamaya
abhira-gopa-lalana-hrta-manasaya
dattam manas tad anu me krpaya grhana
Putri Vishnupriya menuliskan..
"Setiap orang yang datang ke Sri Ksetra pasti akan mempersembahkan hadiah untuk Anda. Hamba juga berpikir karena rasa cinta bhakti, hamba mesti mempersembahkan hadiah untuk Anda. Tetapi apa yang hamba bisa persembahkan, Engkau berbaring dilautan susu Ratnagara, tempat dimana intan dan batu batu permata itu berasal. Engkau adalah Suami dari Lakshmi Devi, yang dengan karunia-Nya orang orang mendapatkan berbagai macam harta kekayaan. Engkau tidak kekurangan suatu apapun. Tetapi hamba ingin mempersembahkan sesuatu yang mana Anda tidak memilikinya. Setelah bermeditasi hamba mengingat, ketika Anda pergi meninggalkan Vrindavana menuju Mathura, pada saat itu para Gopi di Vrindavana telah mencuri Pikiran Anda. Dan sekarang hamba memutuskan ingin mempersembahkan Pikiran hamba ini kepada Anda, agar tiada hal yang lain yang hamba pikirkan selain Anda. Ohh.. Tuhanku Sri Jagannath..Mohon terimalah dan milikilah Pikiran hamba ini sebagai sebuah hadiah di Kaki Padma Anda. "
( Dari The Pastime of The Lord Of Universe )
SRI JAGANNATH ASTAKAM.
1)
Kadācit kālindī-taṭa-vipina-saṅgītaka-ravo
mudābhīrī-nārī-vadana-kamalāsvāda-madhupaḥ
ramā-śambhu-brahmāmara-pati-gaṇeśārcita-pado
jagannāthaḥ svāmī nayana-patha-gāmī bhavatu me
(2)
bhuje savye veṇuṁ śirasi śikhi-piccham kaṭi-taṭe
dukūlaṁ netrānte sahacara-kaṭākṣaṁ vidadhate
sadā śrīmad-vṛndāvana-vasati-līlā-paricayo
jagannāthaḥ svāmī nayana-patha-gāmī bhavatu me
(3)
mahāmbhodhes tīre kanaka-rucire nīla-śikhare
vasan prāsādāntaḥ sahaja-balabhadreṇa balinā
subhadrā-madhya-sthaḥ sakala-sura-sevāvasara-do
jagannāthaḥ svāmī nayana-patha-gāmī bhavatu me
(4)
kṛpā-pārāvāraḥ sajala-jalada-śreṇi-ruciro
ramā-vāṇī-rāmaḥ sphurad-amala-paṅkeruha-mukhaḥ
surendrair ārādhyaḥ śruti-gaṇa-śikhā-gīta-carito
jagannāthaḥ svāmī nayana-patha-gāmī bhavatu me
(5)
rathārūḍho gacchan pathi milita-bhūdeva-paṭalaiḥ
stuti-prādurbhāvam prati-padam upākarṇya sadayaḥ
dayā-sindhur bandhuḥ sakala jagatāṁ sindhu-sutayā
jagannāthaḥ svāmī nayana-patha-gāmī bhavatu me
(6)
para-brahmāpīḍaḥ kuvalaya-dalotphulla-nayano
nivāsī nīlādrau nihita-caraṇo ’nanta-śirasi
rasānando rādhā-sarasa-vapur-āliṅgana-sukho
jagannāthaḥ svāmī nayana-patha-gāmī bhavatu me
(7)
na vai yāce rājyaṁ na ca kanaka-māṇikya-vibhavaṁ
na yāce ’haṁ ramyāṁ sakala jana-kāmyāṁ vara-vadhūm
sadā kāle kāle pramatha-patinā gīta-carito
jagannāthaḥ svāmī nayana-patha-gāmī bhavatu me
(8)
hara tvaṁ saṁsāraṁ druta-taram asāraṁ sura-pate
hara tvaṁ pāpānāṁ vitatiṁ aparāṁ yādava-pate
aho dīne ’nāthe nihita-caraṇo niścitam idaṁ
jagannāthaḥ svāmī nayana-patha-gāmī bhavatu me
(9)
jagannāthāṣṭakaṁ punyaṁ yaḥ paṭhet prayataḥ śuciḥ
sarva-pāpa-viśuddhātmā viṣṇu-lokaṁ sa gacchati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar