Kamis, 06 September 2018

 Cara Menarik Perhatian Kṛṣṇa
Śrī Rūpa Gosvāmī telah menyatakan bahwa bhakti juga menarik hati Kṛṣṇa. Kṛṣṇa menarik hati semua orang, tetapi pelayanan bhakti menarik hati Kṛṣṇa. Lambang pelayanan bhakti tertinggi ialah Rādhārāṇī. Kṛṣṇa disebut Madana-mohana, yang berarti Dia sangat menarik hati sehingga daya tarik beribu-ribu Dewa asmara dapat dikalahkan oleh-Nya. Tetapi Rādhārāṇī lebih menarik hati lagi, sebab Rādhārāṇī juga mampu menarik hati Kṛṣṇa. Karena itu, para penyembah menjuluki Rādhārāṇī dengan nama Madana-mohana-mohinī—yang menarik hati Dia yang menarik hati Dewa Asmara.
Melakukan pelayanan bhakti berarti mengikuti jejak langkah Rādhārāṇī dan para penyembah di Vrndāvana yang menempatkan diri di bawah bimbingan Rādhārāṇī untuk mencapai kesempurnaan dalam pelayanan bhakti-nya. Dengan kata lain, pelayanan bhakti bukanlah aktivitas dunia material. Pelayanan bhakti langsung berada di bawah pengendalian Rādhārāṇī. Dalam Bhagavad-gītā dibenarkan bahwa para mahātmā, atau insan-insan yang mulia, berada di bawah perlindungan daivī prakti, energi internal—yaitu Rādhārāṇī. Jadi, oleh karena pelayanan bhakti berada langsung di bawah pengendalian energi internal Kṛṣṇa, maka pelayanan bhakti juga menarik hati Kṛṣṇa Sendiri.
Kenyataan ini dibenarkan oleh Kṛṣṇa dalam Śrīmad-Bhāgavatam, Skanda Sebelas, Bab Empatbelas, sloka 20. Dalam sloka tersebut, Kṛṣṇa bersabda, “Uddhava yang baik hati, ketahuilah dari-Ku bahwa rasa tertarik dalam hati-Ku terhadap pelayanan bhakti yang dipersembahkan oleh para penyembah-Ku tidak dapat dicapai bahkan melalui pelaksanaan yoga mistik, spekulasi filosofi, kurban suci ritual, pelajaran Vedānta, pelaksanaan pertapaan yang keras maupun dengan cara menyumbangkan segala sesuatu sebagai derma. Kegiatan tersebut tentu saja kegiatan yang baik sekali, namun kurang menarik hati-Ku dibandingkan dengan pelayanan bhakti yang dipersembahkan oleh para penyembah-Ku.”
Nārada menguraikan bagaimana Kṛṣṇa tertarik oleh bhakti para penyembah-Nya dalam Śrīmad-Bhāgavatam, Skanda Tujuh, Bab Sepuluh, sloka 48 dan 49. Dalam sloka-sloka tersebut, Nārada berbicara kepada Mahārāja Yudhiṣṭhira pada waktu Sang Raja sedang menghargai kemuliaan watak Prahlāda Mahārāja. Seorang penyembah selalu menghargai kegiatan penyembah lainnya. Yudhiṣṭhira Mahārāja sedang menghargai sifat-sifat Prahlāda, dan itulah salah satu ciri penyembah-murni. Seorang penyembah-murni tidak pernah menganggap dirinya hebat; ia selalu berpikir penyembah lain lebih darinya. Mahārāja Yudhiṣṭhira sedang berpikir sebagai berikut: “Prahlāda Mahārāja sungguh-sungguh penyembah Tuhan, sedangkan saya remeh sekali.” Sambil ia berpikir seperti itu, Nārada menyapa kepadanya sebagai berikut: “Baginda Mahārāja Yudhiṣṭhira yang saya hormati, Baginda dan saudara-saudara Baginda (Pāṇava Lima) satu-satunya orang yang beruntung di dunia ini. Per-sonalitas Tertinggi Tuhan Yang Maha Esa sudah muncul di dunia ini dan sedang menampakkan Diri di hadapan Baginda seperti manusia biasa. Dia seperti manusia biasa. Dia selalu bersama Baginda dalam segala keadaan. Dia hidup bersama Baginda dan menutupi Diri-Nya dari pandangan mata orang lain. Orang lain tidak dapat mengerti bahwa Dialah Tuhan Yang Maha Esa, tetapi Dia masih tinggal bersama Baginda sebagai misan, kawan, bahkan sebagai duta Baginda. karena itu Baginda harus me-ngetahui bahwa tiada orang pun yang lebih beruntung daripada Baginda di dunia ini.”

Dalam Bhagavad-gītā ketika Kṛṣṇa muncul dalam bentuk semesta-Nya, Arjuna berdoa, “Kṛṣṇa yang hamba hormati, tadinya hamba menganggap Engkau saudara misan hamba, sehingga hamba kurang menghormati-Mu dengan berbagai cara, dengan memanggil Engkau ‘Kṛṣṇa’ atau ‘kawan’. Tetapi Engkau begitu agung sehingga hamba tidak dapat mengerti.” Demi-kianlah kedudukan Pāṇava Lima meskipun Kṛṣṇa adalah Per-sonalitas Tertinggi Tuhan Yang Maha Esa, Yang Mahabesar di atas segala tokoh besar, Dia tetap tinggal bersama lima saudara kerajaan tersebut, karena tertarik oleh bhakti mereka, per-sahabatan serta cinta kasih bhakti mereka. Demikianlah bukti betapa mulianya proses pelayanan bhakti ini. Pelayanan bhakti bahkan dapat menarik hati Personalitas Tertinggi Tuhan Yang Maha Esa sekalipun. Tuhan Mahabesar, tetapi pelayanan bhakti lebih besar daripada Tuhan karena bhakti menarik hati Tuhan Orang yang tidak berada dalam jalan bhakti tidak pernah dapat mengerti betapa tingginya nilai pelaksanaan pelayanan kepada Tuhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar