Cara Menarik Perhatian Kṛṣṇa
Śrī Rūpa Gosvāmī telah
menyatakan bahwa bhakti juga menarik hati Kṛṣṇa. Kṛṣṇa menarik hati semua
orang, tetapi pelayanan bhakti menarik hati Kṛṣṇa. Lambang pelayanan bhakti
tertinggi ialah Rādhārāṇī. Kṛṣṇa disebut Madana-mohana, yang berarti Dia
sangat menarik hati sehingga daya tarik beribu-ribu Dewa asmara dapat
dikalahkan oleh-Nya. Tetapi Rādhārāṇī lebih menarik hati lagi, sebab
Rādhārāṇī juga mampu menarik hati Kṛṣṇa. Karena itu, para penyembah
menjuluki Rādhārāṇī dengan nama Madana-mohana-mohinī—yang menarik hati Dia
yang menarik hati Dewa Asmara.
Melakukan pelayanan bhakti
berarti mengikuti jejak langkah Rādhārāṇī dan para penyembah di Vrndāvana yang
menempatkan diri di bawah bimbingan Rādhārāṇī untuk mencapai kesempurnaan
dalam pelayanan bhakti-nya. Dengan kata lain, pelayanan bhakti bukanlah
aktivitas dunia material. Pelayanan bhakti langsung berada di bawah
pengendalian Rādhārāṇī. Dalam Bhagavad-gītā dibenarkan bahwa para mahātmā,
atau insan-insan yang mulia, berada di bawah perlindungan daivī prakti, energi
internal—yaitu Rādhārāṇī. Jadi, oleh karena pelayanan bhakti berada langsung
di bawah pengendalian energi internal Kṛṣṇa, maka pelayanan bhakti juga menarik
hati Kṛṣṇa Sendiri.
Kenyataan ini dibenarkan oleh
Kṛṣṇa dalam Śrīmad-Bhāgavatam, Skanda Sebelas, Bab Empatbelas, sloka 20.
Dalam sloka tersebut, Kṛṣṇa bersabda, “Uddhava yang baik hati, ketahuilah
dari-Ku bahwa rasa tertarik dalam hati-Ku terhadap pelayanan bhakti yang
dipersembahkan oleh para penyembah-Ku tidak dapat dicapai bahkan melalui
pelaksanaan yoga mistik, spekulasi filosofi, kurban suci ritual, pelajaran
Vedānta, pelaksanaan pertapaan yang keras maupun dengan cara menyumbangkan segala
sesuatu sebagai derma. Kegiatan tersebut tentu saja kegiatan yang baik sekali,
namun kurang menarik hati-Ku dibandingkan dengan pelayanan bhakti yang
dipersembahkan oleh para penyembah-Ku.”
Nārada menguraikan bagaimana
Kṛṣṇa tertarik oleh bhakti para penyembah-Nya dalam Śrīmad-Bhāgavatam,
Skanda Tujuh, Bab Sepuluh, sloka 48 dan 49. Dalam sloka-sloka tersebut, Nārada
berbicara kepada Mahārāja Yudhiṣṭhira pada waktu Sang Raja sedang menghargai
kemuliaan watak Prahlāda Mahārāja. Seorang penyembah selalu menghargai kegiatan
penyembah lainnya. Yudhiṣṭhira Mahārāja sedang menghargai sifat-sifat
Prahlāda, dan itulah salah satu ciri penyembah-murni. Seorang penyembah-murni
tidak pernah menganggap dirinya hebat; ia selalu berpikir penyembah lain lebih
darinya. Mahārāja Yudhiṣṭhira sedang berpikir sebagai berikut: “Prahlāda
Mahārāja sungguh-sungguh penyembah Tuhan, sedangkan saya remeh sekali.” Sambil
ia berpikir seperti itu, Nārada menyapa kepadanya sebagai berikut: “Baginda
Mahārāja Yudhiṣṭhira yang saya hormati, Baginda dan saudara-saudara Baginda
(Pāṇava Lima) satu-satunya orang yang beruntung di dunia ini. Per-sonalitas
Tertinggi Tuhan Yang Maha Esa sudah muncul di dunia ini dan sedang menampakkan
Diri di hadapan Baginda seperti manusia biasa. Dia seperti manusia biasa. Dia
selalu bersama Baginda dalam segala keadaan. Dia hidup bersama Baginda dan
menutupi Diri-Nya dari pandangan mata orang lain. Orang lain tidak dapat
mengerti bahwa Dialah Tuhan Yang Maha Esa, tetapi Dia masih tinggal bersama
Baginda sebagai misan, kawan, bahkan sebagai duta Baginda. karena itu Baginda
harus me-ngetahui bahwa tiada orang pun yang lebih beruntung daripada Baginda
di dunia ini.”
Dalam Bhagavad-gītā ketika
Kṛṣṇa muncul dalam bentuk semesta-Nya, Arjuna berdoa, “Kṛṣṇa yang hamba
hormati, tadinya hamba menganggap Engkau saudara misan hamba, sehingga hamba
kurang menghormati-Mu dengan berbagai cara, dengan memanggil Engkau ‘Kṛṣṇa’
atau ‘kawan’. Tetapi Engkau begitu agung sehingga hamba tidak dapat mengerti.”
Demi-kianlah kedudukan Pāṇava Lima meskipun Kṛṣṇa adalah Per-sonalitas
Tertinggi Tuhan Yang Maha Esa, Yang Mahabesar di atas segala tokoh besar, Dia
tetap tinggal bersama lima saudara kerajaan tersebut, karena tertarik oleh
bhakti mereka, per-sahabatan serta cinta kasih bhakti mereka. Demikianlah bukti
betapa mulianya proses pelayanan bhakti ini. Pelayanan bhakti bahkan dapat
menarik hati Personalitas Tertinggi Tuhan Yang Maha Esa sekalipun. Tuhan
Mahabesar, tetapi pelayanan bhakti lebih besar daripada Tuhan karena bhakti
menarik hati Tuhan Orang yang tidak berada dalam jalan bhakti tidak pernah
dapat mengerti betapa tingginya nilai pelaksanaan pelayanan kepada Tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar