KRISHNA NANDALALA DAN BHONDU
(Istirahatlah sejenak, lepaskan semua kepenatan duniawi, bacalah pelan dan dg
kasih rohani kisah ini, selamat puasa ekadasi bagi para vaisnava),
hare
Krishna:
Sri Nanda kisora adalah keturunan ke-7 dari Sri Nityananda Prabhu, beliau mempunyai seorang abdi dan sekaligus murid yg bernama Bhondu yg ditugaskan untuk mengembalakan sapi-sapi. Bhondu berarti Lugu, polos. Hatinya sederhana spt anak2, dia mudah sekali percaya terhadap apapun yg dikatakan orang pdnya. Setiap pagi dia pergi ke Bhandiravana, hutan ditepi sungai Yamuna untuk mengembalakan sapi – sapi. Seseorang mengatakan padanya bahwa Nandalala, Krishna, putra Nanda Maharaj jg pergi ke Bhandiravana bersama kawan-kawanNya untuk mengembalakan sapi-sapi. Bhondu senang sekali mendengar hal ini, dia berharap bahwa pada suatu hari nanti dia akan bertemu dg Nandalala dan bersahabat dgNya, dia akan menari, menyanyi dan bermain2 dgNya jg dg para penegembala lainnya. Kerinduannya untuk bertemu dg Nandalala semakin meningkat. Dalam perasaan rindu yg mendalam spt itu diapun menangis tersedu-sedu..bagaimana Nandalala bisa mengabaikan tangisan kerinduan dari seorang pemuja yg hatinya lugu dan sederhana spt Bhondu? Nandalala pun merindukan Bhondu shg pada suatu hari Nandalala bersama kawan-kawanNya muncul dihadapan Bhondu sambil mengembalakan sapi-sapi. Selanjutnya Bhondu menjadi kawan yg baik bagi Nandalala. Setiap hari Bhondu membawakan makanan yg enak buat Nandalala dan kawan-kawanNya. Mereka menikmati makanan bersama2. Pd suatu hari, Nandakisora melihat Bhondu membawa makanan yg banyak akan pergi mengembalakan sapi2. “apa yg kau bawa?, Tanya beliau.”saya membawa dala bati (sejenis makanan) untuk Nandalala dan kawan-kawanNya”. ‘dalabati untuk Nandalala?” “ ya guru maharaj, untuk Nandalala”. Nandalala yg mana? Katakana pdku spt apa dia, bagaimana warna badanNya? Dan bagaimana pakaianNya? Bhondu menjelaskan, “ Nandalala, dia pemain seruling, dia datang ke Bhandiravana untuk mengembalakan sapi-sapi. Dia tampan luar biasa, warna badannya biru berkilauan, pakainNya kuning emas, dan pakai kalungan bunga jg di leherNya. Mahkota dg bulu burung merak di kepalaNya, Dia selalu memiliki senyum yg memikat di wajahNya. Oh Guru Maharaj, saya tdk dpt menguraikan spt apa ketampananNya”. Nandakisora serasa tdk percaya terhdp apa yg dikatakan Bhondu, tapi beliau jg tdk punya alasan untuk tdk mempercayai Bhondu krn beliau tahu kalo Bhondu tidak bisa berbohong. Lalu beliau berkata lagi, “baiklah Bhondu, atas permohonanku, undanglah Nandalala beserta kawan-kawanNya untuk pesta dalabati di sini, di Sringaravata, akankah dia mau datang?” “ya guru maharaj, dia pasti datang, mengapa tidak..jawab Bhondu dg yakin. Pada hari berikutnya, ketika Bhondu sedang pergi ke Bhandiravana dia terus membayangkan Nandalal akan menerima undangan gurunya dan mereka akan bahagia…ketika undangan itu disampaikan pd Nandalala, Nandalala menjawab,’ Tidak bhondu, Aku tidak akan datang pd guru maharajmu”. Tidak Nandalala, kau harus datang. Aku telah berjanji pd guruku kau pasti datang,’ kata Bhondu dg wajah cemas.” Tidak, Aku tdk akan datang, apa urusanKU dg Gurumu?” jawab Nandalala. Bhondu yg lugu tdk pernah membayangkan bahwa Nandalala dpt bersikap spt itu. Undangan yg sederhana ditolak, hati Bhondu terasa hancur. Air mata mulai membasahi pipinya. Dia tdk dpt berkata apa2 untuk mengungkapkan perasaannya. Segera dia memisahkan sapi2nya dari sapi2 Nandalala dan mulai pergi meninggalkanNya. Nandalala terkejut. “ apa yg kau lakukan Bhondu? “ aku akan pergi, kalau kau tdk ada urusan dg guru maharajku, maka aku pun tdk ada urusan dgMu”. Sikap Bhondu ini menyedihkan hati Nandalala, bagaimana Dia dpt berpisah dari Bhondu. Baru beberapa langkah Bhondu melangkah, Nandalala berteriak,”tunggu….tunggu Bhondu…., dengar, dengarkanlah dulu…” Bhondu tdk perduli, malah dia bergegas melangkah…Nandalala mengejar Bhondu. Sungguh aneh…Nandalala, Krishna, adalah penguasa Brahma, Vishnu, Siva dan seluruh alam semesta beserta isinya, sedang mengejar Bhondu. Inilah hubungan cinta kasih rohani. Tuhan yg tak tertaklukan (Ajita), ditaklukan oleh kasih rohani penyembahNya. Bahkan beliau rela memohon pada penyembahNya. Dg suara tersendat2 penuh perasaan, Nandalala berkata,”Bhondu, dengarkanlah dulu…kau tdk mengerti akan keadaannKu, Aku…Aku tdk bermaksud menolak undangan guru maharajmu. Sripada Nandakisora adalah Gurumu dan beliau jg begitu baik padaKu, bagaimana Aku tdk menerima undangannya, yg kumaksud adalah Balarama, tdk bisa datang ke Sringaravata, krn tempat itu adalah tempat Radharani. Bagaimana kalo gurumu yg datang ke sini, kita akan pesta di sini saja, kita akan berbahagia semua di sini”. Bhondu menghapus air matanya dan dg wajah bahagia dia berkata,” benar? Baiklah, kalo begitu aku akan mohon pd guru maharajku agar beliau berkenan datang dan kita akan mengadakan pesta disini”. Nandalala berpesan,” ya…tapi katakan padanya agar tdk mengajak siapapun, hanya dia sendiri yg datang ya…”.hari berikutnya Sripada Nandakisora datang ke Bhandiravana dg membawa sajian dalabati yg banyak. Beliau akhirnya bertemu dg Nandalala, Nandalala menerima semua sajian Sripada dg penuh kasih sayang. Tujuan kehidupan Sripada telah terpenuhi. Beliau bukan hanya mendapatkan darsan Krishna Balaram dan kawan-kawanNya, tapi jg beruntung krn dpt melihat mereka bermain-main dan melayani Mereka dalam pesta. Akan tetapi setelah pesta, semuanya menghilang. Sekarang Bhondu telah bersama Nandalala dan para gopa lainnya di dunia rohani. Mereka semua tiba2 muncul dan tiba2 menghilang berulangkali dalam pandangan Sripada. Hal ini membuat Sripada pingsan dalam kebahagiaan rohani. Dalam keadaan spt ini beliau mendengar sabda,” jangan resah…pulanglah dan uraikanlah tempat2 yg berhubungan dg lilaKu”. Untuk melaksanakan perintah ini maka Sripada menulis 2 kitab yg berjudul: Sri Vrindavan Lilamrita dan Sri Rasikalika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar