NARA DAN NARAYANA
Nara Narayana Rsi lahir sebagai Putra Dharma dan istrinya Murti, Putri Prajapati Daksa. Mereka adalah Rsi terbaik dan damai secara sempurna. Pada waktu munculnya Nara Narayana seluruh dunia merasa riang dan bahagia, pikiran setiap orang menjagi tenang dan sejahtera dan dengan demikian semua arah mata angin, sungai-sungai dan gunung-gunung menjadi menyenangkan. Di planet-planet surga alat-alat musik dibunyikan, para penduduk surga menaburkan bunga-bunga dari angkasa. Para Rsi yang mulia mengucapkan mantra-mantra veda, penduduk surga yang dikenal sebagai para Gandarvha dan para Kinnara menyanyi, para bidadari dan segala tanda-tanda mujur nampak. Pada waktu itu para deva dan juga Brahma menyampaikan doa-doa pujian.
Para deva berdoa, "Marilah kita menyampaikan sembah sujud kepada Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa yang bersifat rohani, yang telah menciptakan alam material ini sebagai tenaga luarNya dan yang sekarang telah muncul dalam wujud Nara Narayana Rsi di rumah Dharma". Nara Narayana Rsi memandang paradeva dengan penuh karunia lalu beliau pergi ke Badarikasrama. Nara Narayana Rsi mengajarkan pelayanan Bhakti kepada Tuhan yang menghentikan kegiatan material dan mereka sendiri mempraktekan pengetahuan ini secara sempurna. Beliau masih ada bahkan sampai sekarang, kaki padmaNya dipuja oleh orang-orang suci yang mulia.
Raja Indra menjadi takut karena dia berpikir bahwa Nara Narayana Rsi akan menjadi perkasa karena pertapaan keras yang dilakukanNya sehingga surga akan dikuasaiNya. Tanpa mengetahui kemuliaan rohani inkarnasi Tuhan, Indra mengirim deva Asmara beserta pengikutnya menciptakan suasana yang romantis, Deva Asmara menyerang Nara Narayana Rsi dengan anak panah-anak panah dalam bentuk lirikan dan pendangan wanita-wanita cantik. Dengan mengerti kesalahan yang dilakukan oleh Indra Nara Narayana Rsi tidak menjadi bangga. Kalau seseorang menjadi bangga karena pertapaannya maka pertapaan itu dianggap material. Beliau berkata sambil tersenyum kepada Deva Asmara dan pengikutnya, yang bergetar ketakutan, jangan takut, O Madana, O deva angin dan istri-istri para deva, terimalah hadiah yang kuberikan ini dan berkahilah asmaraku dengan kehadiran kalian. Ketika Nara Narayana Rsi berkata yang menghilangkan rasa takut para deva, mereka menundukkan kepalanya dengan perasaan malu dan menyapa Tuhan sebagai berikut : Oh Devata, Engkau selalu bersifat rohani, diluar jangkauan hayalan, oleh karena itu Engkau tak tergoyahkan. Para deva memberikan banyak rintangan bagi orang yang menyembah Anda untuk melampaui tempat tinggal para deva yang bersifat sementara dan mencapai tempat tinggal Anda yang paling utama. Namun karena Anda adalah pelindung langsung para penyembahMu maka mereka dapat menghalau semua rintangan yang diberikan oleh para Deva.
Ketika para Deva sedang menyampaikan kata-kata itu tiba-tiba Tuhan yang perkasa menciptakan banyak wanita cantik, terhias dengan perhiasan dan pakaian yang indah dan mereka semua tekun dalam pelayanan Bhakti kepada Tuhan. Nara Narayana Rsi memperlihatkan karuniaNya yang tiada sebabnya kepada para deva untuk membesarkan mereka dari kebanggaannya. Walau para deva sombong dengan keindahan badan dan teman-teman gadis wanitanya yang cantik, Tuhan memperlihatkan bahwa beliau dilayani oleh wanita yang jumlahnya tak terhingga, yang jauh lebih cantik dari wanita surga, yang bahkan tak dapat dibayangkan oleh para deva. Ketika para deva yang berada disana melihat kecantikan para wanita yang diciptakan oleh tenaga kebatinan Nara Narayana Rsi dan mencium keharuman badan-badan mereka, pikiran deva-deva ini menjadi kebingungan. Tuhan tersenyum dengan lebar dan berkata kepada para deva yang sedang bersujud dihadapannya, "Pilihlah salah satu diantara wanita-wanita ini, mana yang kalian anggap cocok ambillah sebagai hiasan di planet-planet surga. Dengan mengucapkan getaran suci "om' para deva memilih urvasi dan setelah mohon pamit mereka membawanya ke surga. Setelah mendengar tentang kekuatan Nara Narayana Rsi yang paling utama, Indra menyadari kesalahannya dan dia menjadi takut sekaligus kagum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar