maka berikut saya coba menguraikan isi kelas Bhagavadgita dari HG Caitanya Chandra das Gurudev dalam acara ‘house program’ dirumah HG Premadhana Bsds.
Semoga bermanfaat ya…
Srimad Bhagavadgita Bab 4.40
Ajnas casraddadhanas ca
Samsayatma vinasyati
Nayam loko ‘sti na paro
Na sukham samsayatmanah
Samsayatma vinasyati
Nayam loko ‘sti na paro
Na sukham samsayatmanah
Terjemahan :
Tetapi orang yang bodoh dan tidak percaya yang ragu-ragu tentang kitab suci yang diwahyukan, tidak akan mencapai kesadaran terhadap Tuhan Yang Maha Esa; melainkan mereka akan jatuh. Tidak ada kebahagiaan bagi orang yang ragu-ragu, baik di dunia ini maupun dalam penjelmaan yang akan dating
Tetapi orang yang bodoh dan tidak percaya yang ragu-ragu tentang kitab suci yang diwahyukan, tidak akan mencapai kesadaran terhadap Tuhan Yang Maha Esa; melainkan mereka akan jatuh. Tidak ada kebahagiaan bagi orang yang ragu-ragu, baik di dunia ini maupun dalam penjelmaan yang akan dating
URAIAN DARI HG CAITANYA CHANDRA MAHARAJ
AJNANA, ASRADHA DAN SAMSAYATMA
Apa itu Ajnana. Ajnana berarti orang yang tidak memiliki pengetahuan tentang kitab-kitab suci
Apa itu Asradha. Asradha artinya tidak memiliki keyakinan pada kitab-kitab suci, ini yang disebut sebagai Asradha, sebagai contoh mungkin seseorang sudah mendapatkan pengetahuan tertentu, tapi dia tidak memiliki keyakinan akan atas hal itu
Apa itu Samsayatma? Samsayatma berarti walaupun dia sudah memiliki keyakinan, tapi dia masih ragu-ragu, apakah dia akan mencapai hasil / mencapai kesuksesan
Visvanatha Thakur memberikan komentar dalam BG. Didalam Saratha darsini. Beliau menjelaskan, Ajnana artinya orang yang bodoh, kurang ajar dan seperti binatang, Asradha dijelaskan bahwa mereka digolongkan sebagai orang-orang yang sudah mengerti sastra, tapi terkadang-kadang pendapatnya berbeda, dan akhirnya orang tersebut menjadi tidak memiliki keyakinan. Selanjutnya yang ketiga, samsayatma adalah orang selalu ragu-ragu dalam mencapai kesempurnaan dalam hidupnya.
Srila Baladeva Vidya busana juga memberikan penjelasan terkait ketiga hal tersebut, Beliau menjelaskan bahwa semua orang yang tergolong kedalam ketiga kategori tersebut pasti akan mengarah pada kehancuran. Diantara ketiga hal tersebut, Samsayatma lah (orang yang selalu ragu-ragu) yang akan paling cepat mengalami kehancuran.
Siapa yang digolongkan dalam Ajnana, atau orang yang tidak memiliki pengetahuan/ atau orang bodoh? Orang-orang yang tidak memiliki pengetahuan ini akan selalu bingung setelah mendengarkan berbagai pendapat dari orang-orang yang telah mengerti sastra, akhirnya ia pun tidak memiliki keyakinan/ tanpa keyakinan, dan bahkan tidak dapat menemukan keyakinan pada dirinya sendiri. Orang-orang yang tergolong dalam kategori ajnana dan asradha akan dijauhkan dari jalan kehidupan spiritual/ kehidupan rohani. Tetapi jika orang2 tersebut memperoleh kesempatan untuk bergaul dengan para sadhu, guru dan vaishnava maka mereka akan dapat mengembangkan keyakinannya dan menghilangkan kegelapan dan kebodohannya. Untuk orang-orang yang tergolong dalam Ajnana dan Asradha masih memiliki sedikit harapan. Tetapi mereka yang digolongkan dalam Samsayatma, yang selalu ragu-ragu tidak ada harapan lagi.
Untuk kelompok Ajnana dan Asradha, dijelaskan dalam sloka "mukham karoti vacalam....", atas karunia seorang guru kerohanian, orang yang bisu akhirnya bisa berbicara dengan sangat indah, dan bahkan orang yang lumpuh sekalipun akan mampu mendaki gunung.
Untuk kelompok Ajnana dan Asradha, dijelaskan dalam sloka "mukham karoti vacalam....", atas karunia seorang guru kerohanian, orang yang bisu akhirnya bisa berbicara dengan sangat indah, dan bahkan orang yang lumpuh sekalipun akan mampu mendaki gunung.
Mari kita mengambil contoh dari Mrgari, seorang pemburu, mrgari mendapatkan ajaran dari Narada Muni dan dengan mengikuti ajaran tersebut,, dia menjadi tersucikan, bahkan ketika Narada Muni mengajak sahabatnya (Parwatha Muni) untuk bertemu dengan mrgari, mrgari dan istrinya bahkan tidak mampu untuk bersujud, karena mrgari berpikir bahwa jika dia bersujud ditanah itu (dihadapan parwatha muni) maka akan banyak semut-semut yang tertindih oleh badannya/oleh kepalanya, sehingga semut-semut itu akan mati . Didalam skanda purana, dijelaskan oh pemburu, yang telah bersumpah tidak akan melakukan kekerasan apapun, bagi mereka yang sudah menempuh hari bhajan, bahkan dia tidak tega melakukan kekerasan pada makhluk yang remeh apapun. Jadi mrgari ini sebelumnya dikenal sebagai pemburu yang sangat kejam. Dia tidak memiliki pengetahuan apapun, karena itu dia digolongkan dalam Ajnana (kategori yang pertama).
Contoh yang kedua dapat kita lihat didalam Caitanya Bhagavata, yaitu cerita tentang Jagai dan Madai. Mereka berdua dilahirkan dalam keluarga seorang brahmana. Bahkan ketika mereka berdua ada dijalanan, Orang-orang sangat takut untuk bertemu dengan Jagai dan Madai, saking kejinya mereka bahkan tidak segan untuk membakar rumah orang lain, seolah-olah tidak ada dosa apapun yang tidak dapat mereka lakukan, kadang2 mereka berjudi, merampok, mencuri dan bahkan makan daging sapi. Tapi mereka berdua lahir dalam keluarga brahmana. Atas karunia dari Lord Nitayananda prabhu, Jagai dan Madai akhirnya menjadi penyembah. Kedua orang ini digolongkan sebagai orang yang paling berdosa tapi akhirnya menjadi tapaswi/orang yang mengikuti pertapaan dalam jalan kesadaran Krishna dengan sangat baik. Kedua orang ini juga digolongkan dalam kategori orang yang sangat bodoh (Ajnana), dimana mereka sama sekali tidak memiliki pengetahuan weda atau sastra apapun. Atas karunia dari lord NItayanda prabhu mereka menjadi penyembah yang sangat baik. Atas karunia dari Sadhu dan pergaulan dari para Sadhu, hati seseorang dapat dirubah.
Berikutnya tentang Orang yang tidak memiliki keyakinan atau Asradha dan orang-orang yang selalu ragu-ragu, karena didalam asradha sudah pasti ada rasa keragu-raguan, oleh sebab itulah dia tidak memiliki keyakinan, dan Samsayatma ini muncul karena akibat dari asradha atau tidak adanya keyakinan tersebut. Oleh karena itu kenapa Tuhan Sri Krishna ketika menyampaikan ajaran Bhagavadgita ini kepada Arjuna mengatakan Samsayatma vinasyati bukan Asradhana vinasyati. Orang-orang yang tergolong dalam Samsayatma ini tidak akan mendapatkan kepuasan atau kebahagian didunia material ini maupun dikehidupan berikutnya.
Srila Visvanatha Thakur memberikan jawaban atas pertanyaan ini, bahkan jika orang tidak memiliki keyakinan, orang dapat mengembangkan keyakinan dengan membaca kitab suci atau kesustraan weda lainnya. Namun ia tidak bisa memutuskan mana yang harus diterima dan mana yang tidak pantas diterima, tapi dia mengembangkan keinginan didalam hatinya untuk bertanya tentang kebenaran. Orang-orang yang tidak memiliki keyakinan ini, dengan mengembangkan keinginan untuk bertanya kepada Tattva Jnana atau kepada para sadhu guru, maka dari pergaulan tersebut, artinya dengan mendekati guru kerohanian, bertanya kepada beliau dan kemudian setelah ia mendapatkan jawaban, maka dia dapat semakin mengembangkan keyakinannya. Tetapi apabila dia tergolong dalam Samsayatma, ia selalu ragu-ragu, mereka selalu tidak akan pernah mendapatkan kemujuran apapun dalam hidupnya, maka sepanjang hidupnya akan selalu terganggu, bahkan setelah kematiannya pun tidak akan pernah mencapai planet-planet yang mujur. Mereka tidak tergantung pada siapapun. Jangankan kepada musuhnya bahkan kepada orang yang selalu berbaik hati kepadanya atau kepada orang yang bergantung pada dirinya, dia selalu ragu-ragu. Baik didalam hidupnya dalam planet bumi ini, pikirannya selalu terganggu, dan kemudian mereka selalu sangat ragu-ragu pada kata-kata dan ajaran sadhu guru, maka dalam kehidupan selanjutnya pun, mereka akan tetap mengalami penderitaan. Masa depan yang penuh penderitaan itu menjadi sangatlah wajar karena sesuai dengan samsayatma yang dikembangkan dalam kehidupannya saat ini. Dan bahkan ketika melihat anggota keluarganya, ibunya, ayahnya, saudaranya, anak-anaknya semuanya dilihat atas dasar keragu-raguan. Jika mereka ragu-ragu pada anggota keluarganya sendiri bagaimana dia menjadi tidak ragu pada ajaran-ajaran kitab-kitab suci. Jadi orang-orang yang penuh dengan keragu-raguan ini akan menjadi bahan ejekan atau bahan tertawaan dari masyarakat. Bahkan ketika dia datang kepada guru dan vaishnava sekalipun, karena sifat wajarnya sebagai orang yang penuh dengan sifat ragu-ragu tersebut, dia tidak pernah dapat menyerahkan dirinya dihadapan kaki padma guru atau vaishnava lainnya, Karena itu mereka tidak dapat melaksanakan hari bhajan. Orang yang tergolong dalam samsayatma itu, bahkan mereka ragu untuk melayani gurunya sekalipun bahkan kemudian mereka melakukan konspirasi untuk menentang perintah sadhu dan gurunya, daripada mereka tekun melaksanakan hari bhajan, maka sebaliknya mereka lebih senang untuk mengkritik para Sadhu Guru dan Vaishnava. Jadi mereka akan selalu mengatakan, apa yang dilakukan oleh saudara-saudara seguru saya ini, apa yang mereka lakukan saya tidak tahu, kepada siapa mereka berbicara, kepada siapa mereka bergaul, dengan cara seperti inilah dia selalu bermeditasi, jika dia melihat penyembah berbicara berdua ditempat yang agak tersembunyi, dia selalu beranggapan, jangan-jangan penyembah itu sedang membicarakan saya, jika dia melihat beberapa penyembah sedang tertawa, dia berpikir penyembah tersebut sedang menertawakan dirinya, dengan cara seperti itu karena selalu ragu-ragu dan selalu menganggap dirinya sebagai objek pembicaraan, obyek kritikan ataupun tertawaan orang lain maka jika ada maslaah kecilpun dia akan selalu membesar-besarkan masalah itu. Karena keragu-raguannya itu dia selalu dalam penderitaan, mereka selalu membuat masalah yang sebenarnya sangat sederhana menjadi masalah yang sangat rumit, selalu menimbulkan gangguan dalam kehidupan masyarakat. Samsayatma ini atau Orang yang selalu ragu-ragu pasti hatinya penuh dengan kepalsuan /kemunafikan, maka dia selalu iri hati terhadap orang lain, dia akhirnya sama sekali tidak yakin akan hal apapun. Jika kita berbicara sesuatu kepada mereka atau tidak berbicara dengan mereka, tetap selalu berbahaya, bahkan ketika orang lain melakukan kebaikan kepadanya, dia selalu beranggapan orang lain melakukan suatu keburukan pada dirinya. Ketika kita bergaul dengan orang-orang seperti ini maka pasti akan ada bahaya, ketika kita menghindari orang tersebut juga ada bahaya-nya. Jika ada orang lain yang berusaha untuk memberikan saran atau petunjuk, kalau kita datang kepada mereka memberikan saran atau petunjuk dan apapun ,dia akan selalu tersinggung, karena dia selalu menganggap dirinya yang paling hebat. Karena itu orang-orang yang penuh kemunafikan dan kepalsuan ini tidak akan pernah menjadi bhakta dalam arti yang sesungguhnya, dia bahkan berpikir, kalau saya menyerahkan diri kepada guru, berarti saya hanya menjadi pelayannya saja. Karena dia selalu berpikir dia adalah orang yang sangat cerdas, sehingga dia mulai mengembangkan pikiran “untuk apa saya melayani orang lain” bahkan dia juga berpikir bahwa sikap kesederhaan itu sama saja dengan sebuah kebodohan. Sebaliknya apa yang disebut sebagai kepalsuan atau kemunafikan dianggap sebagai kebenaran ,mereka selalu menyibukkan dirinya dalam memenuhi kepuasan indria-indrianya. Ada pepatah bahasa oria, “kalau kita ingin memecahkan sebuah kelapa, pergilah ke orang tersebut dan pecahkan diatas kepala orang tersebut”. Jadi orang-orang pada umumnya dan orang bodoh selalu akan menjadi pengikut orang itu. Orang yang penuh keragu-raguan selalu berpikir, dialah yang terhebat, tapi sesungguhnya dia itu adalah seorang penipu, dia akan ditipu dan juga akan menipu yang lainnya dan dia juga tergolong sebagai orang yang paling bodoh.
Mereka yang digolongkan dalam ajnana mereka dijauhkan dari kesempatan untuk memperoleh pengetahuan dari kitab suci, orang yang bodoh ini ketika melihat orang yang penuh dengan keragu-raguan melakukan sesuatu, orang ini akan menganggap bahwa orang tersebut memiliki hati yang sederhana, orang yang memiliki sifat keragu-raguan ini, mereka bisa berbicara dengan sangat indah, akhirnya dia akan menjadi pemimpin dari orang-orang yang bodoh untuk mengantarkan mereka kejalan yang berbeda-beda, dan akhinrya betul-betul mereka menjadi orang yang sangat bodoh dan akhirnya masuk kedalam pusaran kehidupan material yang penuh dengan penderitaan.
Kesederhanaan dan kebodohan itu tidaklah sama. Hanya orang yang sungguh-sungguh melaksanakan Krishna bhajan-lah yang disebut sebagai orang-orang yang paling cerdas. Dia yang melaksanakan Krishna bhajan maka dia yang akan menjadi orang yang cerdas dan secara alamiah dia akan memiliki hati yang sangat sederhana. Karena itu, jika ingin menjadi seorang Vaishnava jadilah orang yang sederhana, sesuai dengan semboyan Simplicity is Vaishnava atau Vaishnava itu adalah yang memiliki sifat yang sederhana. Para vaishnava tidak akan pernah mengejar labha puja dan pratistha, tidak ingin terikat pada kehidupan material. Sedangkan orang-orang yang tergolong Ajnana dan Samsayatma ini mereka akhirnya akan terperangkap dalam jaring-jaring kehidupan material karena mereka selalu mengejar keuntungan hal-hal material seperti nama, keuntungan dan kemashyurann. mereka tidak akan dapat melakukan hari bhajan, jadi orang-orang seperti itu persis seperi putana, bakhasura, mereka hanya menjadi penggangu saja seperti putana, bhakasura. Para samsayatma ini tidak akan pernah bertahan lama untuk duduk mendengarkan bhajan atau melakukan bhajan dengan orang-orang yang tulus. Kadang-kadang mereka ingin melakukan pelepasan ikatan yang kering. Kadang-kadang mereka juga ingin berlindung pada kaki Padma Guru dan Krishna, akan tetapi keragu-raguan tidak pernah pergi atau menghilang dari dalam dirimya, jadi karena keraguan-raguan yang tidak pernah hilang itu, dia segera akan berpikir bahwa guru saya tidak berbeda dengan saya, saudara-saudara seguru saya seperti musuh saya, dan kemudian dia berusaha mencari kesalahan gurunya, saudara-saudara segurunya dan orang yang lainnya. Pertama dia mencari kesalahan para sadhu, dan kemudian mereka berikutnya yang sedikit lemah atau ragu mencari kesalahannya. Jadi Karena rasa iri hatinya, maka dengan cepat mereka meninggalkan pergaulan dengan para vaishnava, mereka akan mengatakan apa yang dapat saya lakukan, sekarang rama tidak ada, raja rama sudah tidak ada lagi (maksudnya ketentraman seperti jaman Sri Rama sudah tidak ada lagi). Dengan terus mengatakan seperti itu, dia ingin melimpahkan semua kesalahan dan kekurangan itu pada orang lain dan ingin membuktikan bahwa dialah sadhu yang sebenarnya, jadi orang-orang yang seperti itu, mereka bisa berbicara dengan baik sekalii kepada orang-orang yang tidak memiliki tatva jnana/pengetahuan rohani, orang-orang yang tergolong dalam Ajnana ini, gampang sekali ditipu oleh orang seperti ini, tetapi kepada orang-orang yang sudah mengerti tattva jnana dia tidak akan mampu mengatakan sesuatu apapun yang bertentangan dengan tattva, mereka tahu bahwa Sri Bhagavan selalu mewujudkan diri Beliau dari dunia rohani kedunia material ini . dan Beliau muncul kedunia material ini bersama teman-teman, sahabat dan keluarga Beliau untuk melaksanakan lila rohani Beliau, dan karena Sri Bhagavan melaksanakan Lila nya didunia material ini, sehingga Sang jiva yang tulus dan rendah hati akan dapat mengerti nama Beliau, bentuk Beliau, sifat-sifat rohani Beliau dan lila rohani Beliau. Nama, Guna, Rupa dan Lila beliau tidak bersifat material. Semuanya bersifat cinmoy “sadar akan sifat rohani” dan dimana lila ini dilangsungka,n itupun termasuk sebagai tempat suci atau tempat yang penuh dengan kesadaran rohani, dan teman-teman Beliau juga disebut cinmoy, penuh dengan kesadaran rohani, tidak ada satupun yang bersifat material. Dunia roihani pun diwujudkan di dunia material ini. Dan ketika itulah Tuhan datang kedunia material ini untuk melakukan lila rohani Beliau di dunia material ini dan setelah beliau menyelesaikan lila beliau di dunia material beliau akan melanjutkan lila di dunia rohani. Ketika Tuhan Sri Krishna mengakhiri lila Beliau didunia material dan kembali ke dunia rohani, maka orang-orang dan para penyembah akan memuja Beliau sebagai arca virgaha, sebagai arca vigraha Beliau menerima pelayanan, pemujaan dari para penyembahNya/para bhaktaNya. Karena itu hendaknya kita harus mengerti bahwa Arca vigraha tidaklah terbuat dari benda-benda yang bersifat material. Sri vigraha atau arca itu adalah Tuhan Sri Krishna sendiri. Pratima nahantumi saksad vrajendra nandana (Caitanya Caritamrta) oh Tuhan, Anda bukanlah sekedar arca ataupun patung, tetapi anda tidak berbeda dengan putera Nanda Maharaj.
Begitu pula Srila Vrindavan das Thakur yang menyusun Caitanya Bhagavata. Menyatakan sekarangpun Sri Gaurangga masih melakukan lila rohani Beliau, hanya orang-orang yang tulus dan hatinya yang suci yang mampu melihat realitas ini. Bhagavan Sri Krishna juga mengatakan “Aku tidak pernah meninggalkan vrindavan satu langkah-pun”. Vrindavan adalah tempat kekal Tuhan Krishna. Beliau secara kekal hadir disana. Beliau tidak pernah keluar satu langkahpun dari vrindanan.
Setelah mendengarkan begitu banyak uraian sastra dan kotab suci, mereka orang2 yang tidak beruntung karena selalu mengembangkan sifat keragu-raguan, bahkan mereka ragu-ragu akan Nama Guna Rupa dan Lila Tuhan Sri Krishna. Karena dia ragu-ragu akan bagaimana bhagavan bisa hadir secara rohani didunia material ini, karena dia ragu-ragu maka dia tidak dapat melakukan pelayanan, walupun dia melakukan beberapa pelayanan, dia hanya melakukan seva aparadha, hanya melakukan kesalahan saja. Bahkan dia juga mengembangkan keragu-raguan pada para penyembah murni Tuhan, dan karena itu dia sama sekali tidak akan pernah keluar dari pengaruh anartha. Dengan berlindung dan menyerahkan diri pada kaki padma seorang sadhu kita akan dapat menyeberangi samudra lautan material ini, jadi kalau kita masih mengembangkan sifat keragu-raguan kita kepada Sadhu bagaimana kita dapat menyeberangi samudra lautan material ini, bagaimana kita mendapatkan kemujuran, karena itu srila narotama juga mengingatkan kita semua “haristana aparadhe tara harinama toma stane aparadhe nahi pratitra”. Jadi kalau orang melakukan kesalahan pada Tuhan Sri Krishna hanya dengan mengucapkan nama suci Sri Krishna dengan baik ,maka kesalahan tersebut dapat di netralisir, tetapi sebaliknya apabila ia melakukan kesalahan pada para penyembah-penyembah Tuhan Sri Krishna, Sadhu-Guru dan Vaishnava, maka tidak ada cara apapun untuk membebaskan dia dari aparadha/kesalahan itu. Karena itu ketika mengembangkan keragu-raguan pada Sadhu Guru , maka dia akan mengembangkan iri hati, karena iri hati inilah akhirnya hidupnya akan menjadi hancur. Maka berawal dari rasa iri, dari dalam diri orang itu akan tumbuh keinginan untuk mendapatkan kemashyuran pujian dan keuntungan material, Karena orang-orang yang penuh keragu-raguan ini mengembangkan keragu-raguan terhadap Sadhu Guru dan Vaishnava, mereka tidak akan bisa melaksanakan hari bhajan, tetapi hanya melakukan kepentingannya sendiri. Karena itu dia juga tidak dapat mengikuti perintah ataupun ajaran sadhu guru dan vaishnava, bahkan dia meninggalkkan bhajan dimana pun dan akhirnya dia akan berkata banyak dan hanya mengatakan omong kosong saja, kembali dia mengatakan tidak ada rama, raja rama tidak ada lagi, tidak ada kesejahteraan. Sebagaimana kesejahteraan yang diciptakan oleh Tuhan Sri Rama.
Karena itulah orang-orang yang seperti itu atau orang-orang yang penuh dengan keragu-raguan tidak akan pernah mendapatkan karunia dari sadhu guru apalagi mendapatkan karunia dari Sri Krishna, akhirnya hidupnya akan menjadi hancur berkeping-keping/berantakan. Karena itu Tuhan Sri Krishna mengingatkan kepada arjuna Samsayatma vinasyati. Jangan penah mengembangkan keragu-raguan sedikitpun kepada sadhu guru dan sastra, kalau ada sedikit keragu-raguan pada sadhu gutu, datanglah dan bertanyalah, untuk segera menyelesaikan keragu-raguan itu. Jangankan dalam kehidupan spiritual ini/ dalam jalan bhakti ini, bahkan dalam kehidupan dan hal-hal materialpun, jika kita ragu-ragu maka kita juga akan hancur.
Karena itu setiap orang harus menaruh keyakinan yang kokoh dan kuat pada ajaran dan perintah sang guru kerohanian, maka hidup kita akan menjadi, tenang, damai, sukses dan bahagia.
Hare Krishna
Tidak ada komentar:
Posting Komentar